SINARPOS.com BATAM, 16 Juni 2025 || Nama Wisata Mata Kucing di kawasan Batu Aji, Batam, kian mencuri perhatian publik sebagai destinasi rekreasi alami yang murah meriah namun memuaskan. Di tengah geliat wisata modern, objek wisata yang satu ini menghadirkan suasana berbeda: asri, ramah keluarga, dan penuh dengan nuansa alam serta edukasi satwa yang cocok untuk semua kalangan.

Salah satu pengunjung, Ibu Tiur Simamora, menyampaikan rencananya untuk melakukan tur ke Batam dan secara khusus merekomendasikan Wisata Mata Kucing, yang dikelola langsung oleh keponakannya, Nethi Erawati Boru Simbolon—seorang perempuan muda berdedikasi tinggi, ramah, dan penuh semangat membangun pariwisata lokal.

“Kalau kalian ke Batam, jangan lupa mampir ke Wisata Mata Kucing! Lokasinya di Batu Aji. Tempatnya alami, menyenangkan, dan permainan untuk anak-anaknya banyak. Harga tiket masuknya cuma Rp15 ribu saja—murah tapi sangat memuaskan, apalagi dengan koleksi satwa unik yang bisa dilihat langsung,” ujar Ibu Tiur penuh semangat.

Objek wisata ini menjadi pilihan utama warga lokal maupun wisatawan dari luar kota yang menginginkan pengalaman berwisata di tengah hutan alami, melihat berbagai jenis satwa, bermain di wahana anak-anak, serta bersantai dalam suasana yang sejuk dan damai.

Fasilitas Lengkap dan Ramah Keluarga

Wisata Mata Kucing tidak hanya menawarkan pemandangan alam dan udara segar, tapi juga:

• Koleksi satwa jinak dan edukatif (burung, rusa, kera, dan lainnya)
• Wahana permainan anak-anak
• Spot foto alami dan estetik
• Warung makan tradisional
• Area istirahat keluarga dan gazebo

Semua fasilitas tersebut bisa dinikmati dengan tiket masuk hanya Rp15.000 per orang, menjadikannya salah satu wisata edukatif paling terjangkau dan menyenangkan di Batam.

Keberhasilan Wisata Mata Kucing tidak lepas dari sosok Nethi Erawati Boru Simbolon, generasi muda yang turut membangun ekonomi daerah melalui pengelolaan destinasi lokal yang berkelanjutan. Kepeduliannya terhadap lingkungan dan komunitas menjadi teladan bahwa perempuan muda juga bisa menjadi motor penggerak pariwisata daerah.

“Kami ingin tempat ini bukan hanya jadi tempat bermain, tapi juga tempat belajar dan berkumpul bagi keluarga,” ujar Nethi.

**Tiur Simamora