
SINARPOS.com Bungo, Jambi 12 Juni 2025 – Pepatah bijak mengatakan, “Sedia payung sebelum hujan.” Artinya, segala bentuk pencegahan jauh lebih baik dilakukan sebelum musibah datang. Sayangnya, dalam banyak kasus, penyesalan baru hadir setelah terjadi peristiwa buruk—dan hal inilah yang kini menghantui warga Kelurahan Sungai Binjai, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo. Salah satu titik rawan yang tengah menjadi sorotan publik adalah Simpang 3 SKB, sebuah persimpangan penting yang menjadi jalur utama menuju berbagai fasilitas vital seperti komplek pendidikan (TK, SD, SMP, SMK, dan kampus kebidanan), komplek perumahan, dan kawasan perusahaan perkebunan.
Pantauan media di lapangan menunjukkan bahwa simpang 3 SKB—yang berada tepat di samping eks Rumah Sakit Saudara KM 3 arah Padang—telah lama mengalami peningkatan volume kendaraan, khususnya pada jam-jam sibuk seperti pagi hari dan siang menjelang pulang sekolah.
Jalan lintas Sumatera yang melintasi simpang tersebut menjadi titik temu kendaraan roda dua, empat, hingga enam. Kondisi ini menjadikan kawasan itu sangat padat, semrawut, dan rawan kecelakaan lalu lintas (laka lantas).
Warga menyampaikan bahwa hampir setiap hari terjadi kecelakaan ringan, terutama antara sepeda motor dengan mobil pribadi maupun kendaraan niaga. Hal ini diperparah dengan keberadaan warung-warung kecil dan kios-kios liar yang berdiri di atas bahu jalan, mempersempit ruang gerak kendaraan dan mengganggu kelancaran lalu lintas.
Keselamatan Anak Sekolah Terancam
Yang paling memprihatinkan, jalur ini digunakan oleh ratusan anak sekolah setiap harinya. Mereka harus melintasi simpang yang padat dan minim fasilitas keselamatan. Kondisi ini sangat berisiko dan menjadi kekhawatiran utama masyarakat.
“Keselamatan anak-anak sekolah adalah prioritas. Jangan sampai kita menyesal setelah ada korban jiwa,” ujar seorang warga setempat.
Masyarakat Kelurahan Sungai Binjai dan komplek SKB mendesak Pemerintah Kabupaten Bungo, khususnya Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), untuk segera turun tangan menata kawasan ini secara menyeluruh. Ada tiga tuntutan utama yang disuarakan warga:
- Pemasangan Lampu Lalu Lintas dan Rambu Pengaman
Untuk mengatur arus kendaraan dan mengurangi potensi kecelakaan di titik rawan tersebut. - Penertiban dan Pembongkaran Kios Liar di Bahu Jalan
Warung dan kios yang berdiri tanpa izin mempersempit badan jalan dan menambah kemacetan. Warga meminta agar pemerintah menertibkan dan memindahkan usaha tersebut ke lokasi yang lebih aman dan sesuai regulasi. - Penataan Ulang Area Simpang 3 SKB
Termasuk pembuatan marka jalan, zebra cross, dan trotoar bagi pejalan kaki serta anak sekolah.
Dengan dilantiknya Bupati Bungo H. Dedy Putra, SH, M.Kn, masyarakat menggantungkan harapan besar untuk adanya perubahan nyata, terutama dalam aspek keselamatan dan ketertiban berlalu lintas.
Baca juga:
“Kami memohon dengan hormat agar Pak Bupati segera memberi atensi ke Simpang 3 SKB. Pasang lampu lalu lintas dan tertibkan kios di bahu jalan. Jangan tunggu ada korban jiwa dulu,” ujar tokoh masyarakat di kawasan itu.
Simpang 3 SKB bukan hanya titik lalu lintas biasa. Ia adalah nadi kehidupan warga sekitar—penghubung antara rumah, sekolah, dan tempat kerja. Ketika akses vital ini tidak ditangani dengan serius, maka keselamatan masyarakat—terutama anak-anak sekolah—dipertaruhkan.
Pemerintah daerah diharapkan bertindak proaktif, bukan reaktif. Sebab, dalam hal keselamatan di jalan raya, pencegahan adalah bentuk kepedulian tertinggi terhadap kemanusiaan.