Efek Timbal Balik Pemanasan Global Dan Polusi Udara Tingkatkan Risiko ISPA

Sinarpos.com

LAMPUNG — Perubahan iklim dan polusi udara kini menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama terhadap meningkatnya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Para ahli kesehatan lingkungan menilai, aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan udara telah memperburuk kualitas udara sekaligus memicu perubahan iklim yang semakin ekstrem, Jum’at (19-12-2025).

Peningkatan suhu global, gelombang panas, dan kekeringan yang terjadi akibat perubahan iklim kerap memicu kebakaran hutan dan lahan. Asap kebakaran tersebut melepaskan partikel halus berbahaya seperti PM2.5 ke udara, yang dapat terhirup hingga ke paru-paru. Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas udara secara signifikan, baik di ruang terbuka maupun di dalam rumah.

Paparan polusi udara dalam jangka pendek maupun panjang terbukti berdampak langsung pada sistem pernapasan. Partikel halus dan gas iritan dapat mengiritasi saluran napas, memicu peradangan, serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Akibatnya, masyarakat menjadi lebih rentan mengalami ISPA, terutama pada kelompok balita, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Selain polusi udara, perubahan iklim juga memperburuk faktor lingkungan pendukung ISPA. Suhu ekstrem dan kelembapan tinggi dapat memengaruhi kualitas hunian, ventilasi rumah, serta sanitasi lingkungan. Kondisi tersebut mempercepat penyebaran patogen pernapasan dan meningkatkan risiko penularan penyakit.

Pengendalian ISPA dinilai tidak cukup hanya melalui pelayanan kesehatan kuratif. Pendekatan berbasis lingkungan menjadi kunci penting, mulai dari pengendalian sumber polusi udara, pencegahan kebakaran hutan dan lahan, perbaikan kualitas lingkungan permukiman, hingga edukasi masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya ini tidak hanya menurunkan risiko ISPA, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang dalam mitigasi dampak perubahan iklim.

Para pakar menekankan perlunya kerja sama lintas sektor antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menekan emisi polutan dan melindungi kesehatan publik. Dengan langkah preventif dan berkelanjutan, dampak perubahan iklim dan polusi udara terhadap kesehatan pernapasan diharapkan dapat dikendalikan.

PENULIS : dr. Bunga Ulama Nisya Tantri

  • BERITA TERKAIT

    BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

    Kasus Penyerobotan Lahan 1.564 Hektare Mukhtar & Srimahyuni: Ratu Prabu 08 Surati Polres dan Kuasa Hukum Desak Polres Bertindak Tegas

    Kasus Penyerobotan Lahan 1.564 Hektare Mukhtar & Srimahyuni: Ratu Prabu 08 Surati Polres dan Kuasa Hukum Desak Polres Bertindak Tegas

    Exhumasi Imam Komaini Sidik: Bongkar Tabir Kebohongan Kasus Pembunuhan di Rimbo Bujang

    Exhumasi Imam Komaini Sidik: Bongkar Tabir Kebohongan Kasus Pembunuhan di Rimbo Bujang

    GIIAS 2025

    Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

    Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

    Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

    Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

    Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

    Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya
    error: Maaf.. Berita ini diprotek