Sekolah Rakyat Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi di Sumedang, Jadi Model Pendidikan Inklusif Nasional

SINARPOS.com SUMEDANG, 6 Agustus 2025 👉🏻 Pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mencetak sejarah baru dalam dunia pendidikan Indonesia dengan secara resmi memulai operasional Sekolah Rakyat pada hari ini, Rabu (6/8/2025). Program ini merupakan yang pertama di Indonesia dari lima daerah perintis yang disiapkan pemerintah sebagai bagian dari strategi nasional penanggulangan kemiskinan ekstrem berbasis akses pendidikan.

Program Sekolah Rakyat digagas sebagai bentuk intervensi konkret terhadap hambatan struktural dalam pendidikan, khususnya bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Sekolah ini mengusung konsep pendidikan tanpa hambatan finansial: tanpa biaya pangkal, tanpa seragam wajib, tanpa iuran bulanan—yang dibutuhkan hanya semangat dan kemauan belajar.

“Ini adalah investasi jangka panjang untuk keadilan sosial dan pemerataan pendidikan berkualitas. Tidak boleh ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal karena miskin,” tegas Bupati Sumedang dalam sambutannya saat peluncuran Sekolah Rakyat.

Sekolah Rakyat Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi di Sumedang, Jadi Model Pendidikan Inklusif Nasional
Sekolah Rakyat Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi di Sumedang, Jadi Model Pendidikan Inklusif Nasional

Program ini dipandang sebagai model pendidikan inklusif nasional, dengan skema yang memungkinkan anak-anak putus sekolah, anak pekerja sektor informal, dan kelompok marjinal lainnya untuk kembali bersekolah dengan kurikulum yang adaptif dan pendekatan pembelajaran berbasis konteks lokal.

Iklim Belajar Outdoor (Ruang Kelas)

Seiring dengan antusiasme pembukaan Sekolah Rakyat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat juga merespons keluhan siswa dan guru atas kondisi ruang kelas yang terlalu padat. Dalam beberapa kasus, jumlah rombongan belajar (rombel) mencapai 50 siswa per kelas.

Sekolah Rakyat Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi di Sumedang, Jadi Model Pendidikan Inklusif Nasional

Oleh sebab itu, sebagai langkah adaptif, Pemprov Jabar memperbolehkan sekolah-sekolah tertentu untuk menggelar pembelajaran luar ruang (outdoor) sebagai solusi sementara, sekaligus mendorong inovasi pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual dan menyenangkan.

“Kami dorong sekolah untuk tidak kaku. Kalau kelas terlalu penuh, belajar di taman sekolah pun bisa. Yang penting anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto.

Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi: Rombel Maksimal 50 Orang

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeluarkan kebijakan menaikkan batas maksimal jumlah siswa per kelas dari 36 menjadi 50 orang. Tujuannya adalah mengatasi krisis keterbatasan ruang kelas dan sekolah negeri di kota-kota padat penduduk seperti Bandung, Depok, Bekasi, dan Bogor.

Gubernur Dedi pun menjelaskan kebijakan ini sebagai solusi realistis jangka pendek:

Sekolah Rakyat Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi di Sumedang, Jadi Model Pendidikan Inklusif Nasional

“Fakta lapangan menunjukkan kita kekurangan sekolah. Menunggu pembangunan butuh waktu. Kita tidak boleh biarkan ribuan anak tidak tertampung.”

Sementara itu, di tengah dinamika kebijakan tersebut, Pendaftaran SMP Terbuka dan SMA Terbuka juga telah dibuka sejak 4 Agustus dan akan berlangsung hingga 10 Agustus 2025.

Program ini diperuntukkan bagi siswa yang tidak lolos jalur reguler SPMB maupun yang memerlukan fleksibilitas waktu belajar, seperti anak yang bekerja atau mengalami kendala sosial ekonomi.


➡️ **Red

BERITA TERKAIT

BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

GIIAS 2025

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar