Search for:
  • Home/
  • OPINI/
  • Ketika Sekolah Rakyat Mengandalkan Investasi, Akankah Lahir Generasi Mandiri?
Ketika Sekolah Rakyat Mengandalkan Investasi, Akankah Lahir Generasi Mandiri?

Ketika Sekolah Rakyat Mengandalkan Investasi, Akankah Lahir Generasi Mandiri?

Sinarpos.com

Sinarpos.com – Pendidikan adalah aspek penting dalam mewujudkan generasi cemerlang penerus bangsa dan pembangun peradaban mulia. Begitu pentingnya pendidikan, maka pemerintah bakal membangun 200 Sekolah Rakyat selama tahun 2025 untuk masyarakat miskin ekstrem. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau GusIpul mengatakan “sekolah rakyat akan dibangun di berbagai wilayah, termasuk Jawa Barat. Nantinya, pemerintah bakal menggandeng pihak swasta untuk merealisasikan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini” (kompas.com)

Selanjutnya tidak bisa dipungkiri bahwa masalah pendidikan memang membutuhkan biaya besar. Apalagi ini berhubungan dengan generasi penerus bangsa dan peradaban. Terlebih lagi rencana sekolah rakyat yang akan dibuat dengan konsep boarding dan pemerintah memastikan sekolah rakyat ini gratis
mulai dari asrama, baju, peralatan sekolah dan keperluan lainnya akan ditanggung oleh negara.

Pada kesempatan berbeda, kondisi keuangan negara tidak dalam keadaan baik-baik saja. Tagihan utang setiap tahun, sedang pendapatan yang hanya mengandalkan pajak sebagai pendapatan utama, bisa jadi menjadi pertimbangan tersendiri untuk mengelola keuangan. Tersebab kepengurusan negara tidak hanya pendidikan,negara tidak bisa memaksimalkan upaya untuk membiayai program sekolah rakyat secara terus-terusan. Al hasil, dipilihkan investor sebagai penyuntik dana untuk program
sekolah rakyat ini.

Kemudian disaat pemerintah mengandalkan investor dalam berbagai bidang, tidak hanya Pendidikan, hal ini menunjukkan adanya peran negara yang terlalaikan. Terbatasnya dana, membuat mereka berpikir-pikir antara untung-rugi. Akhirnya demi meminimalkan kerugian, dan bisa dapat dana besar, investorlah jawabannya. Inilah tata kelola program yang kapitalistik yang tidak bisa berdiri tanpa ditopang pemilik modal.

Dalam Islam negaralah yang menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat dan juga mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secaramudah. Tujuan Pendidikan dalam Islam bukan semata untuk materi melainkan yang utama adalah membangun kepribadian Islam dan menyiapkan para peserta didik bisa berkontribusi untuk kemaslahatan umat. Semua diajarkan dengan berlandaskan akidah Islam. Seluruh jenjang, mulai dari dasar hingga perguruan tinggi, kurikulumnya berbasis akidah Islam.

Akidah Islam akan menjadikan peserta didik memahami hakikat dari penciptaan, yakni beribadah kepada Allah SWT, manusia adalahmakhluk yang lemah yang membutuhkan aturan Sang Pencipta dalam mengatur kehidupannya. Dengan kemampuan akalnya, manusia akan mencari ilmu untuk menyempurnakan ibadahnya. Inilah hakikat ilmu yang Islam ajarkan, semata untuk menjadikan mereka makin bertakwa.

Islam menjadikan Pendidikan sebagai sektor krusial yang dijamin pemenuhannya oleh negara. Fasilitas Pendidikan yang prima tersedia di seluruh pelosok negeri serta ditunjang dengan anggaran pendidikan yang sangat besar. Kas negara (Baitul mal) yang memiliki sumber pemasukan yang melimpah akan sangat mampu menjadi faktor pendukung dalam menyediakan seluruh kebutuhan belajar dan mengajar.

Adapun sumber pendanaan untuk kebutuhan pendidikan diambil dari pos fai dan kharaj serta pos kepemilikan umum (milkiyyah ‘ammah). Jika pembiayaan dari kedua pos tersebut mencukupi, negara tidak akan menarik pungutan apapun dari rakyat. Namun, jika kas negara kosong atau tidak mencukupi, negara akan meminta sumbangan sukarela dari kaum muslim. Dengan dukungan besar negara itulah, biaya Pendidikan bisa selesai. Namun, hal itu hanya bisa terjadi jika negara mengambil Islam sebagai aturan yang sempurna.
Wallahualam

Oleh : Laela Faridah S.Kom.I


Eksplorasi konten lain dari SINARPOS.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.