Search for:
  • Home/
  • JAWA/
  • Kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Kota Cimahi Tahun 2025
Kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Kota Cimahi Tahun 2025

Kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Kota Cimahi Tahun 2025

SINARPOS.comCimahi, 26 Februari 2025 || Pemerintah Kota Cimahi telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2025 yang bertempat di Aula Gedung A, Kota Cimahi. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas isu-isu kesehatan masyarakat, khususnya percepatan penurunan angka stunting di Kota Cimahi.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Pj. Sekretaris Daerah Kota Cimahi (Sekda Kota Cimahi), Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi, para narasumber dari TP PKK Provinsi Jawa Barat, Kepala DP3KB Kota Cimahi, Perwakilan program Bangga Kota Cimahi, Para Camat dan Kelurahan, pendamping keluarga (PKK Kelurahan), pengelola program KB dan peserta KB se-Kota Cimahi atau dari berbagai pemangku kepentingan yang memiliki peran krusial dalam pencegahan dan penanggulangan stunting serta tamu undangan lainnya.

Fokus Pembahasan: Percepatan Penurunan Stunting

Acara pembukaan dipimpin langsung oleh Wakil Wali kota Cimahi Adhitiya Yudisthira, dalam sambutannya menegaskan bahwa dalam rangka mensukseskan Indonesia Emas tahun 2045, penanganan stunting merupakan salah satu prioritas utama dalam membangun generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

“Segala permasalahan yang kita hadapi saat ini harus dapat kita atasi bersama. Salah satu tantangan terbesar adalah stunting, yang tidak hanya berdampak pada aspek sosial, tetapi juga ekonomi. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat mengurangi produktivitas generasi mendatang,” ujar Wakil Wali Kota.

“Berdasarkan data Kesehatan tahun 2024, angka stunting di Kota Cimahi mencapai 9,56% atau sekitar 2.810 balita. Oleh karena itu, upaya percepatan penurunan angka stunting menjadi prioritas dengan sasaran utama ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.” ucapnya.

Adhitiya Yudisthira menekankan bahwa “penurunan stunting memerlukan sinergi, kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, LSM, serta peran aktif masyarakat.” ucapnya.

“Dengan diadakannya acara Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2025 ini, diharapkan seluruh pihak dapat berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting di Kota Cimahi. Pemerintah Kota Cimahi berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka menciptakan generasi yang sehat, produktif, dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045”.

“Selamat melaksanakan Rapat Koordinasi Kesehatan. Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan menghasilkan solusi terbaik bagi peningkatan kesehatan masyarakat Kota Cimahi.” tutupnya.

Strategi Penanganan Stunting: Program TIKTIK dan Zero New Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dr. Mulyati, S.Kep., Ners., M.Kes., kepada awak media dalam wawancaranya menjelaskan bahwa “salah satu program utama dalam penanganan stunting adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Program TIKTIK). Program ini menitikberatkan pada pemberian asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan anak balita, serta pemantauan kesehatan anak sejak dalam kandungan.” katanya.

Selain itu, strategi Zero New Stunting juga ditekankan, dengan pendekatan mulai dari remaja hingga calon pengantin. “Kita harus menyikapi dari hulu, yaitu memberikan edukasi dan tablet tambah darah kepada remaja, serta pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin agar mereka siap menjalani kehamilan yang sehat,” ujar Dr. Mulyati.

ia mengungkapkan bahwa “banyak kasus stunting di Kota Cimahi terjadi akibat migrasi penduduk dari luar daerah yang membawa anak dalam kondisi stunting, dan migrasi penduduk menjadi salah satu faktor meningkatnya angka stunting di Kota Cimahi, karena banyak pendatang yang datang dengan anak dalam kondisi stunting.” ungkapnya.

“Angka Stunting mencapai 9.3%, Oleh karena itu meskipun terjadi sedikit peningkatan angka stunting, Pemerintah Kota Cimahi tetap berkomitmen untuk menangani permasalahan ini secara menyeluruh”.

“Periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang sangat krusial dalam mencegah stunting. Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, kita dapat menekan angka stunting dan memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas,” tegas Dr. Mulyati, S.Kep., Ners., M.Kes..

“Diperlukan langkah-langkah konkret agar angka ini dapat terus ditekan hingga di bawah 14% pada tahun 2025, sesuai dengan target nasional”.

“Dalam upaya menekan angka stunting, Pemerintah Kota Cimahi menerapkan berbagai strategi, salah satunya adalah pembentukan Tim Audit Kasus Stunting (AKS)”.

“Melibatkan pakar dari RSUD Cibabat yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, psikolog, serta ahli gizi”.

“Mereka bertugas mengidentifikasi faktor risiko dan penyebab utama stunting melalui surveilans rutin terhadap kelompok sasaran, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita”.

“Selain intervensi medis dan edukasi kepada masyarakat, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi, pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat”. tambahnya.

Imbauan kepada Masyarakat: Pola Hidup Sehat dan Pemantauan Posyandu

Pemerintah Kota Cimahi juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola makan sehat yang beragam, berimbang, dan bergizi, karena stunting tidak hanya terjadi pada keluarga miskin, tetapi juga pada keluarga mampu dengan pola hidup yang kurang sehat.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk aktif memantau pertumbuhan anak melalui posyandu, dengan melakukan penimbangan dan pemeriksaan rutin.

Jika ditemukan gangguan pertumbuhan, anak segera dirujuk ke Puskesmas atau ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan intervensi dini.

**Sodikin Balung


Eksplorasi konten lain dari SINARPOS.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.