Search for:
  • Home/
  • OPINI/
  • Rupa Rupa Rindu Yang Tertahan Saat Lebaran Idul Fitri

Rupa Rupa Rindu Yang Tertahan Saat Lebaran Idul Fitri

SINARPOS.COM

Pesisir Barat – Idul fitri lekat dengan momen kehangatan keluarga. Gemerlap malam takbiran diiringi pawai beserta obornya, keributan pagi-pagi sebelum salat id, bersalam-salaman dengan sanak saudara, menyantap opor ayam atau rendang, hingga libur lebaran yang diisi dengan kegiatan bersenang-senang di kampung halaman. Perayaan lebaran berupa ‘mudik’ di Indonesia saat hari raya Idulfitri ini sudah selayaknya momen sakral, Minggu (16 -03-2025).

Momen indah tahunan itu nyatanya menjadi keistimewaan bagi siapa saja yang mampu melakukan, sebab tak sedikit Para Perantau Yang bekerja Sebagai Pekerja Dilapangan yang tak beruntung yang gagal memeluk sanak keluarganya dan terpaksa berlebaran di Perantauan.

Sebut Saja Bung Haris misalnya yang terpaksa harus menetap di tanah perantauan disebuah Kabupaten akibat mencukupi Kebutuhan kehidupan keluarganya yang tinggal disebuah kota di Sumatera, Tahun ini Bung Haris harus mengurungkan niatnya untuk berkumpul bersama sanak keluarganya karena kondisi Kabupaten tempat ia mencari nafkah sedang paceklik atau sedang kesulitan dalam masalah finansial.

Keputusan ini jelas menjadi keputusan yang berat untuk diambil karena bagaimanapun Bung Haris sudah menunggu momen ini sejak lama agar bisa berkumpul lagi bersama keluarga. sehingga rasa sedih dan rindu akan keluarga tidak terelakkan. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Bung Haris untuk melepas rindu dengan keluarganya adalah dengan menghubungi keluarga via chat maupun video call. Dengan ini Bung Haris  masih bisa bertukar cerita dengan keluarga yang ada disebuah kota di Sumatera agar tetap terjalin silaturahmi dengan kerabat yang lain.


Setali tiga uang dengan Bung Haris, Bang Criss Seorang pejuang Keluarga asal Jawa yang biasanya merasakan momen lebaran dengan penuh kehangatan, akan tetapi kali ini momen tersebut ia jalani sendirian. Tak dapat dimungkiri, hal ini membuat dirinya sedih, ia menyatakan jika dirinya sedih karena tidak dapat menikmati euforia lebaran yang telah awam baginya.


Lebih lanjut, Bang criss menuturkan jika faktor yang membuatnya tidak bisa pulang lebaran tahun ini senada seperti disampaikan Bung Haris karena kondisi Kabupaten dimana ia mencari kehidupan karena masih Paceklik, Bang Criss berharap semoga kondisi sulit ini bisa ia lalui dan bisa kembali normal kembali seperti tahun sebelumnya.


Rasa rindu kepada Keluarga yang menghampiri Bang Criss coba ia obati dengan tetap berkomunikasi dengan keluarga meski hanya dilakukan melalui ponselnya, persis seperti apa yang dilakukan Bung Haris. (Taufik)


Eksplorasi konten lain dari SINARPOS.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan