Merajut Cinta dalam Sunyi: Sentuhan Hati Bhayangkari Lombok Utara untuk Difabel dan Warakawuri

Sinarpos.com – MATARAM — Di tengah hiruk-pikuk pusat perbelanjaan Transmart Kota Mataram, Sabtu (7/6), terselip satu kisah yang tak riuh namun menggugah nurani. Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, bersama jajaran pengurus, hadir bukan untuk berbelanja semata, melainkan merajut empati dalam keheningan—bersama para penyandang disabilitas dan Warakawuri, istri-istri tangguh anggota Polri yang gugur dalam tugas.

Mereka datang tidak dengan atribut kemewahan, melainkan dengan hati yang penuh cinta. Ny. Heny tampak menggandeng mesra Husnul, siswi difabel dari SLB Negeri 1 Tanjung yang dikenal karena semangat dan kreativitasnya. Sementara di sisi lain, para Warakawuri disambut dengan kehangatan yang nyaris jarang mereka rasakan dalam ruang publik—sentuhan kasih yang sederhana, namun menyeluruh.

“Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak pernah berjalan sendiri. Bhayangkari adalah rumah bagi semua, termasuk mereka yang selama ini mungkin merasa terpinggirkan,” ucap Ny. Heny dengan suara bergetar, matanya sesekali menatap penuh kasih ke arah Husnul.

Agenda hari itu bukan sekadar kegiatan sosial. Para Warakawuri bebas memilih kebutuhan rumah tangga, baju, dan perlengkapan pribadi sebelum berkumpul di salah satu restoran untuk menikmati santap siang bersama. Tawa kecil, pelukan hangat, dan linangan air mata haru mewarnai setiap detik kebersamaan mereka.

Salah satu Warakawuri bahkan tak mampu menyembunyikan emosinya. “Saya merasa seperti punya keluarga baru… kami tak dilupakan,” ucapnya pelan sambil menggenggam erat tangan Ny. Heny, seolah tak ingin melepaskannya.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa Bhayangkari bukan sekadar organisasi pendamping Polri. Ia adalah wadah kepedulian yang menyentuh aspek emosional, spiritual, hingga sosial kemanusiaan. Bhayangkari Lombok Utara membuktikan bahwa kehadiran mereka mampu menyinari ruang-ruang paling sunyi dalam kehidupan keluarga besar Polri.

“Yang kami bagi hari ini bukan hanya bantuan, tapi harapan. Harapan bahwa cinta, jika dirawat dalam keheningan, akan tumbuh menjadi kekuatan bagi siapa saja yang menerimanya,” tutup Ny. Heny. (Wiswa)

BERITA TERKAIT

BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Diduga Bertindak Sepihak, Bank Mandiri Lelang Rumah Warga Balangan Tanpa Peringatan Resmi

Diduga Bertindak Sepihak, Bank Mandiri Lelang Rumah Warga Balangan Tanpa Peringatan Resmi