Kloter 10 KNO Hadirkan Ulama Asal Madina untuk Tausiyah Pemahaman Ibadah Haji

Jemaah Haji Kloter 10 KNO Dapatkan Bimbingan Spiritual Mendalam dari Syeikh Dr. Syaukani Amran Rangkuti

SINARPOS.comMakkah, 25 Mei 2025 || Jemaah haji Kloter 10 KNO yang berasal dari Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dan Medan mendapatkan bimbingan spiritual mengenai pelaksanaan ibadah haji di Makkah, melalui tausiyah yang disampaikan oleh seorang ulama asal Madina, Syeikh Dr. Syaukani Amran Rangkuti.

Syeikh Syaukani, yang berasal dari Desa Hutalombang, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, dan juga merupakan salah satu dari tiga penterjemah khutbah di Masjidil Haram, hadir untuk memberikan pemahaman mendalam tentang makna haji kepada jemaah pada Minggu (25/5/2025) di Musholla Hotel Snood Al Huda, Jarwal, Makkah.

Makna Ibadah Haji dalam Perspektif Nabi Ibrahim AS

Dalam tausiyahnya, Syeikh Syaukani menjelaskan pentingnya memahami makna ibadah haji dengan merujuk pada perjalanan Nabi Ibrahim AS, istrinya Siti Hajar, dan putranya Nabi Ismail AS.

Beliau menceritakan kembali bagaimana Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail membangun Ka’bah, yang kini menjadi pusat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia.

“Perjalanan Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah pondasi dari ibadah haji. Hingga hari ini, umat Islam terus datang memenuhi panggilan itu, menjadikan Ka’bah sebagai pusat ibadah dan titik pertemuan spiritual dunia,” ujar Syeikh Syaukani. Ia mengajak jemaah untuk lebih mendalami hikmah di balik setiap langkah dalam ibadah haji, yang pada hakikatnya adalah wujud dari ketundukan kepada Allah.

Pesan Khusus untuk Jemaah Lanjut Usia dan Tidak Mampu

Syeikh Syaukani juga menyampaikan pesan khusus untuk jemaah lanjut usia dan mereka yang tidak dapat hadir secara fisik setiap hari di Masjidil Haram. Ia menjelaskan bahwa pahala ibadah tetap dicatat oleh Allah, meskipun jemaah tidak hadir secara langsung di tempat suci.

“Allah Maha Mengetahui, dan pahala ibadah tetap akan tercatat bagi mereka yang berniat ikhlas, meski tidak berada di Masjidil Haram setiap saat,” tambahnya.

Ketua Kloter 10 KNO, Marhani, juga turut memberikan pesan kepada seluruh jemaah haji untuk memanfaatkan kesempatan berharga ini dengan sebaik-baiknya, mengingat ibadah haji bisa jadi adalah haji pertama dan terakhir bagi sebagian jemaah.

“Gunakan waktu yang singkat ini untuk membersihkan jiwa dan hati kita, untuk meraih haji mabrur,” ungkap Marhani, mengingatkan jemaah untuk senantiasa fokus pada tujuan utama, yakni memperoleh keridhaan Allah SWT.

Kegiatan Inisiatif Bimbingan Ibadah Kloter 10 KNO

Bimbingan spiritual ini merupakan inisiatif dari Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, dan petugas lainnya, termasuk Pembimbing Haji Daerah (PHD), dan dihadiri oleh jemaah haji Kloter 10 KNO serta jemaah dari kloter-kloter lain yang menginap di hotel yang sama.

Dengan suasana penuh kekhusyukan, kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman jemaah tentang tata cara pelaksanaan haji dan mengingatkan kembali nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam ibadah haji.


(ard/humas)

BERITA TERKAIT

BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

GIIAS 2025

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar