Search for:
  • Home/
  • Nasional/
  • Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Sumbar Ke-78, Supardi Sebut Tiga Tokoh yang Berjasa Lahirkan Provinsi Sumbar
Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Sumbar Ke-78, Supardi Sebut Tiga Tokoh yang Berjasa Lahirkan Provinsi Sumbar

Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Sumbar Ke-78, Supardi Sebut Tiga Tokoh yang Berjasa Lahirkan Provinsi Sumbar

SINARPOS.COM

PADANG || Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat menggelar rapat paripurna istimewa dalam rangka Hari Jadi Sumatera Barat ke-78 dengan tema “Sumbar Terus Maju Menuju Sejahtera” di ruang sidang utama kantor DPRD Sumbar, Minggu (01/10/2023).

Rapat paripurna tersebut dipimpin ketua DPRD Sumbar Supardi didampingi wakil ketua Irsyad Safar, Suwirpen Suib, Sekretaris DPRD Sumbar Raflis dan seluruh anggota DPRD Sumbar. Sementara dari pihak Pemprov Sumbar dihadiri gubernur Mahyeldi Ansharullah.

Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar) Supardi menyebutkan tiga tokoh yang memiliki andil dan pengaruh besar serta berjasa terhadap lahirnya provinsi Ranah Minang.

“Dari catatan sejarah, terdapat tiga nama besar yang tak bisa dilepaskan dari tonggak berdirinya Provinsi Sumbar yakni Muhammad Sjafei atau yang memiliki nama kehormatan Engku Sjafei,” kata Ketua DPRD Provinsi Sumbar Supardi di Padang, Minggu.

Pada paripurna itu, Supardi mengatakan sosok Engku Sjafei kerap menggaungkan filosofi “jangan minta pohon mangga pada pohon rambutan, tapi jadikanlah setiap pohon berbuah manis”.

Engku Sjafei juga menjalankan tiga konsep yakni tangan, otak dan hati. Artinya, tangan orang Minangkabau melahirkan kreativitas, ulet dan mandiri. Otak melambangkan kecerdasan dalam berpikir, dan hati dijadikan sebagai padanan spiritualitas kehidupan pribadi, akhlak mulia dan ibadah.

“Tak heran jika metode Engku Sjafei selalu mengasah dan menempa murid-muridnya dalam prinsip teguh di dalam dan tangguh di luar,” ujarnya.

Tokoh kedua yang juga berpengaruh lahirnya provinsi yang mayoritas dihuni etnis Minangkabau tersebut yakni Mohammad Djamil Datuak Rangkayo Tuo.

Tokoh kelahiran Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman tersebut merupakan orang Indonesia pertama yang berhasil meraih dua gelar doktor. Tokoh yang awalnya mempunyai latar belakang kesehatan kemudian beralih ke spiritual itu memiliki peran dan andil besar lahirnya Provinsi Sumbar.

Doktor tamatan Amerika Serikat tersebut mampu menekan penyakit tuberkulosis (TBC), dan malaria pada tingkat terendah saat Ibu Pertiwi sedang dijajah. Dengan modal pengetahuannya, Mohammad Djamil melawan penjajah termasuk peran besarnya atas lahirnya Tanah Minang.

Nama terakhir yakni Hj Rangkayo Rasuna Said. Tokoh perempuan yang juga salah satu pahlawan nasional itu merupakan seorang orator ulung, pengusung kesetaraan, pendiri banyak sekolah dan media massa.

“Tulisannya yang tajam dan orasinnya juga yang membawanya selalu ke luar dan masuk penjara,” ujar dia.

Namun, penjara tidak membuat perempuan tangguh kelahiran Maninjau, Kabupaten Agam 14 September 1910 tersebut surut terhadap cita-cita mulia yang diperjuangkannya dalam membangun bangsa dan negara.

“Tiga orang penting dalam hadirnya Provinsi Sumbar ini disatukan dalam momen heroik yang juga kita jadikan sebagai pelacak memori,” ucapnya.

Ia menambahkan tepat 1 Oktober 1945 atau dua bulan pascakemerdekaan Indonesia, Komite Nasional Indonesia Daerah Sumbar memutuskan kembali membentuk keresidenan dan mengambil alih kekuasaan dari pendudukan Jepang.

“Oleh sebab itu, setiap 1 Oktober sebagai salah satu rangkaian peringatan hari jadi Sumatera Barat, DPRD Sumbar melaksanakan rapat paripurna,” ucapnya.

Rapat paripurna istimewa itu juga menghadirkan narasumber dari Dosen Universitas Indonesia (UI) yang juga mantan Dirjen Otda Kemendagri, Prof. Dr. Djohermansyah Djohan.

Tampak hadir Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy, Emma Yohanna, Muslim M Yatim, Anggota DPR RI Lisda Hendrajoni dan para tokoh Sumatera Barat lainnya.

Ketua DPRD Sumbar Supardi katakan, Tanggal 1 Oktober 1945, merupakan Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat sebagai kesatuan masyarakat dan daerah dalam kerangka NKRI.

“Penetapan tanggal 1 Oktober 1945, tentu tidak mengurangi makna dan eksistensi daerah Sumatera Barat yang telah ada jauh sebelum penetapan Hari Jadi tersebut,” ujar Supardi.

Dalam kesempatan itu Supardi juga mencoba mengingatkan kembali sambutan sejumlah tokoh nasional yang pernah hadir pada peringatan hari jadi Sumbar pada tahun-tahun sebelumnya diantaranya, Mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla, Buya Syafii Maarif dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri.

“Tokoh-tokoh tersebut pernah menjadi narasumber di Hari Jadi Sumbar pada tahun-tahun sebelumnya dan perlu kita renungkan kembali untuk dapat menjadi arah dan gambaran mencapai Sumbar Terus Maju Menuju Sejahtera,” ungkap Supardi.

Supardi berharap, peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke 78 Tahun 2023 ini menjadi momentum untuk bangkit dan mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dialami.

“Mari kita jadikan semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Hari Jadi Sumatera Barat ke-78 ini sebagai sumber motivasi dan sumber inovasi, untuk membangun daerah dan masyarakat Sumatera Barat dan kita bulatkan tekad serta semangat kebersamaan, kegotong-royongan yang merupakan ciri khas masyarakat Sumatera Barat, untuk mewujudkan Sumbar Terus Maju menuju Sejahtera,” harap Supardi.

Beberapa kegiatan seperti melaksanakan launching 5 inovasi baru DPRD Sumbar diantaranya, Podcast Asik DPRD Sumbar, Buntal Asik, Agenda Asik, dan penandatanganan kerjasama antara DPRD Sumbar dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

“Inovasi baru ini merupakan upaya meningkatkan pelayanan kesekretariatan DPRD Sumbar dalam mewujudkan DPRD Sumbar yang tidak saja hanya menyiapkan legislasi bagi masyarakat namun juga sebagai sarana mewujudkan edukasi literasi kepada semua orang sehingga DPRD Sumbar dapat ikut serta memberikan dukungan dan dorongan untuk melahirkan orang-orang cerdas,” terang Supardi.


** Humas Sumbar

(Jimmy**)

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required