
Karawang, -sinarpos .com -(28/12/2025). Cuaca cerah pagi itu menyambut warga Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, yang berduyun-duyun menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mengikuti Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) periode 2026–2033. Pilkades dikenal sebagai pesta demokrasi paling sensitif di tingkat desa, penuh dinamika, dan menjadi ajang penting bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin lokal mereka.

Sistem e-Voting Jadi Percontohan
Pilkades kali ini menggunakan sistem berbasis elektronik (e-Voting), menjadikannya sebagai role model kedua setelah Kabupaten Indramayu. Tujuan penerapan sistem ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemilihan.
Meski begitu, tantangan literasi digital masih menjadi perhatian, terutama bagi warga lanjut usia. Panitia Pemilihan memberikan solusi dengan mendampingi warga yang kesulitan menggunakan perangkat elektronik, sehingga hak pilih tetap terjamin.

Kandidat dan Suasana TPS
Empat kandidat Pilkades Wanakerta tampak hadir bersama pasangan masing-masing:
Kanta Kurnia (Nomor urut 1)
Sehendar (Nomor urut 2)
Sukandi (Nomor urut 3)
Amah Maryamah (Nomor urut 4)
Tim 11 Panitia Pemilihan sibuk mengatur arus warga yang berdatangan, memastikan proses berjalan tertib.
Pembukaan dan Sambutan
Acara resmi dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sambutan disampaikan oleh Ketua Tim 11 Panitia Pemilihan Endin, S.Pd.I, PJ Kepala Desa Wanakerta Osang Wijaya, S.E., M.M., serta Camat Telukjambe Barat H. Rully Sutrisna, S.STP., M.M. Hadir pula unsur Muspida Kecamatan Telukjambe Barat.
Tak lama kemudian, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono, ST, turut hadir memberikan dukungan.
“Pilkades dengan sistem elektronik ini menjadi pilot project untuk pemilu selanjutnya di Indonesia, selain untuk efisiensi anggaran penyelenggaraan. Dan tentu, sistem elektronik tetap menjaga asas LUBER—langsung, umum, bebas, rahasia,” ujarnya.
Penutup
Pilkades elektronik Desa Wanakerta menjadi tonggak penting dalam perjalanan demokrasi di Karawang. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat, sistem ini diharapkan mampu menjadi model bagi pemilu di masa depan, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap proses demokrasi yang lebih modern, transparan, dan akuntabel.
(Iyut Ermawati)






