Search for:
Pj. Bupati Banyumas Diberi Iket Penutup Kepala Bermakna Filosofis Adat Bonokeling, Ini Penjelasannya

Pj. Bupati Banyumas Diberi Iket Penutup Kepala Bermakna Filosofis Adat Bonokeling, Ini Penjelasannya

SINARPOS.COM

BANYUMAS || Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mendapat penutup kepala (iket) khas Bonokeling, seusai menjadi Inspektur Upacara Hari Kesaktian Pancasila, di Lapangan Tunggul Jati, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Minggu (1/10/2023). Iket yang dipasangkan tetua masyarakat adat atau Bedogol tersebut, sebagai restu agar Hanung dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Juru bicara masyarakat adat Bonokeling, Kiai Mitro, mengatakan, iket memiliki makna filosofis bagi masyarakat adat Bonokeling. Sebelum dipakai, iket adalah selembar kain berbentuk segi empat, yang melambangkan sedulur papat lima pancer.

“Setelah dilipat menjadi segitiga, itu adalah Nur Muhammad terus Pangeran (Tuhan). Setelah dipakai, itu istilahnya kakang kawah dengan bentuk seperti milik ibu (jalan kelahiran bayi). Pengikat di belakang itu istilahnya wangsul, menandakan bahwa manusia itu di dunia akan wangsul (pulang) kepada sang pencipta,” ujarnya.

Sementara, Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, menyebutkan, pihaknya sengaja bersilaturahmi dengan tetua masyarakat adat Bonokeling. Terlebih, wilayah itu menjadi wujud Desa Pancasila yang ada di Kabupaten Banyumas.

“Kami silaturahmi kepada tokoh-tokoh pemuka adat, agama, dan tokoh masyarakat di sini. Hasilnya luar biasa. Senang sekali saya hari ini saya bisa bersilaturahmi,” ujarnya, usai berkunjung ke rumah adat Bonokeling.

Silaturahmi seperti itu, lanjut Hanung, akan terus berlanjut. Tidak hanya dengan masyarakat adat Bonokeling dan Desa Pekuncen, tetapi juga ke desa-desa lain. Tujuannya, untuk bertemu masyarakat, sekaligus melihat lebih dekat acara maupun prosesi sosial budaya di tempat itu.

Hanung juga menyampaikan, pihaknya akan segera menindaklanjuti keluhan warga terkait regulasi yang memayungi lembaga adat desa (LAD), serta permasalahan terkait pengembangan dan pelestarian adat Bonokeling.

“Biar ada kajian dulu secara akademis dan teknokratisnya seperti apa, regulasinya seperti apa biar ditata,” tegasnya.

Sebagai informasi, kegiatan silaturahmi Pemkab Banyumas dengan masyarakat adat Bonokeling diisi dengan acara doa dan makan nasi tumpeng bersama. Prosesi makan tumpeng pun dilakukan sesuai tradisi, yakni nyugek tumpeng alias menekan tumpeng yang berisikan ingkung ayam yang tersimpan dalam gunungan nasi tersebut. Setelah itu, nasi tumpeng dimakan bersama-sama sembari berdialog banyak hal. Maknanya adalah perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta atas nikmat dan karunia yg telah diberikan kepada masyarakat.

Seluruh peserta acara silaturahmi mengenakan baju adat setempat berwarna hitam sebagai simbol kelanggengan atau keabadian.

Implementasikan Nilai Pancasila

Sebelumnya, Pj Bupati Hanung dan jajarannya serta masyarakat adat Desa Bonokeling menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lapangan Tunggul Jati, Desa Pekuncen.

Dalam sambutannya, Hanung mengatakan, upacara itu merupakan wujud dari masyarakat Banyumas memiliki jiwa patriotik yang sangat tinggi, tidak pernah melupakan jasa pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, masyarakat Desa Pekuncen Jatilawang sangat bagus dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

“Ini desa yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Kehidupan gotong royong bagus, tepa selira-nya bagus, bisa dilihat juga penghormatan yang muda kepada yang tua, yang tua mengayomi yang muda. Keberagaman beragama di sini juga sangat bagus, rukun, tidak ada sesuatu yang membikin perpecahan, gotong royong jalan, semua jalan,” jelasnya.

Hanung berharap, apa yang selama ini sudah dilakukan oleh masyarakat Desa Pekuncen bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Banyumas.

Senada, Kepala Desa Pekuncen, Karso, mengatakan, wilayahnya menjadi pusat keturunan atau anak-cucu Kiai Bonokeling. Sampai saat ini anak-cucu dan masyarakat sekitar masih menjaga kerukunan dan adat budaya yang sudah diwariskan turun-temurun, serta mengimplementasikan Pancasila dalam keseharian mereka.

“Implementasi Pancasila dalam keseharian ya di sini, masyarakat warga Desa Pekuncen. Pancasila. Jangan lupa, jangan hanya hafal kalimatnya tetapi dilaksanakan dalam keseharian,” ungkapnya.


**Humas Jateng

(Ihsan**)

5 Comments

  1. I’m also commenting to make you be aware of of the superb discovery my wife’s princess had checking your web site. She even learned so many pieces, which included what it’s like to have a very effective teaching mood to make the rest with no trouble comprehend certain impossible matters. You really exceeded my expected results. Thanks for coming up with those precious, dependable, edifying as well as fun tips about your topic to Ethel.

  2. An attention-grabbing dialogue is value comment. I feel that it is best to write more on this subject, it won’t be a taboo topic but generally individuals are not enough to talk on such topics. To the next. Cheers

  3. What i do not realize is in reality how you are now not really much more smartly-preferred than you might be right now. You’re so intelligent. You recognize thus significantly relating to this subject, produced me for my part consider it from so many varied angles. Its like women and men aren’t interested unless it¦s one thing to accomplish with Woman gaga! Your personal stuffs outstanding. Always deal with it up!

  4. I’m not that much of a internet reader to be honest but your sites really nice, keep it up! I’ll go ahead and bookmark your website to come back down the road. Many thanks

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Informasi Ini !!!