
Sinarpos.com – Purwakarta. Anggota DPRD Jawa Barat, Sri Rahayu, menegaskan pentingnya penguatan program kepemudaan sebagai langkah strategis dalam menghadapi puncak bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030 mendatang. Hal ini disampaikan dalam kegiatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan bersama Angkatan Muda Majlis Dakwah Islamiyah (AMMDI) Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Purwakarta, Sabtu (22/11/2025).

Sri Rahayu menyampaikan bahwa pemerintah provinsi perlu memperkuat dan memperluas program-program kepemudaan agar generasi muda dapat meningkatkan daya saing dan berkontribusi nyata bagi pembangunan daerah.
“Kita saat ini sedang menghadapi bonus demografi, di mana usia produktif lebih banyak dibanding usia non-produktif. Pemuda harus diposisikan sebagai subjek pembangunan yang diberi ruang partisipasi dan kesempatan pengembangan diri,” ujarnya.

Ia menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi pemuda, seperti keterbatasan akses pelatihan berkualitas, kesenjangan keterampilan digital, kebutuhan ruang kreativitas, serta minimnya dukungan kewirausahaan. Menurutnya, kebijakan penguatan kepemudaan harus menyentuh aspek strategis, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga sosial.
“Dukungan pemerintah untuk organisasi kepemudaan harus besar. Program UMKM atau program apapun, pemuda harus dilibatkan,” tegasnya.
Sebagai anggota Komisi I DPRD Jawa Barat, Sri Rahayu menekankan bahwa program kepemudaan bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia. Ia meminta agar kebijakan kepemudaan menjadi prioritas anggaran dan kebijakan pemerintah daerah.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor agar kebijakan kepemudaan di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan teknologi dapat berjalan selaras dan berdampak luas.
“Saya minta Perpres No. 43 Tahun 2022 tentang koordinasi lintas sektor penyelenggaraan pelayanan kepemudaan dapat berjalan dengan baik,” tuturnya.
Dengan dorongan ini, Sri Rahayu berharap Jawa Barat mampu memanfaatkan momentum bonus demografi secara optimal, sehingga generasi muda dapat menjadi motor penggerak pembangunan daerah dan menghadapi tantangan masa depan dengan daya saing tinggi.
Iyut Ermawati






