Penampilan Kelas 3 Ibnu Hayyan
Kepala SDIT Al Fitrah Itang Makbul Habib, S.Pd, Wali kelas Munggarani Kusumah Hayati, S.Pd dan siswa-siswi kelas 3 Ibnu Hayyan (Foto: Asep Ruslan)
SINARPOS.COM, KOTA BANDUNG – Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah Indonesia yang sakral, tanpa ikrar para pemuda ini, semangat kemerdekaan di masyarakat mungkin akan muncul lebih lama. Jika melihat kondisi saat ini, banyak pemuda-pemudi Indonesia yang kurang memahami pentingnya makna Sumpah Pemuda.
Hal ini tercermin dari kehidupan sehari-hari generasi muda sekarang yang bisa dibilang cenderung individualis dan tidak memiliki pondasi yang kuat. Untuk mengatasinya diperlukan langkah panjang, namun memahami makna Sumpah Pemuda yang paling utama adalah bisa menjadi awal yang baik.
Drama peristiwa Sumpah Pemuda oleh siswa siswi SDIT Al Fitrah kelas 3 Ibnu Hayyan (Foto: Asep Ruslan)
Di lapangan SDIT Al Fitrah (Sholeh, Cerdas, Kreatif) Kompleks Margahayu Raya Jl. Merkuri Timur No.1 Kota Bandung pagi ini terlihat begitu semarak, pasalnya anak-anak kelas 3 Ibnu Hayyan melaksanakan pentas kreasi dengan menampilkan tarian tradisional, drama peristiwa Sumpah Pemuda dan drama perjuangan para pemuda perang melawan penjajah, dengan mengusung tema “Reka Ulang Peristiwa Sumpah Pemuda”, persiapan untuk memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024 yang akan datang, Jumat pagi (25/10/2024).
Kepala SDIT Al Fitrah Bandung, Itang Makbul Habib, S. Pd., kepada media menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan atas terselenggaranya kegiatan pentas kreasi ini.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Ayah Bunda yang sudah menghadiri acara pentas kreasi siswa ini. Alhamdulillah kali ini penampilan dari kelas 3 Ibnu Hayyan mengusung tema “Reka Ulang Peristiwa Sumpah Pemuda”, ini momennya sangat tepat sekali dalam rangka nanti kita akan memperingati hari yang bersejarah yaitu Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober,” kata Itang.
Tari Saman Aceh oleh siswi SDIT Al Fitrah kelas 3 Ibnu Hayyan (Foto: Asep Ruslan)
Berkat penampilan dari siswa-siswi kelas 3 Ibnu Hayyan tadi, menurut Itang bisa menambah literasi baru bagi anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 3 yang hadir di lapangan.
“Alhamdulillah mereka bisa belajar terkait sejarah masa lalu bagaimana pemuda-pemuda bangsa Indonesia memperjuangkan untuk menyatukan NKRI ini dari Sabang sampai Merauke. Bisa bersatu membentuk suatu negara kesatuan mereka bersumpah tanah air satu yaitu tanah air indonesia dan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia,” ujarnya.
Tentunya ini menjadi Pembelajaran bagi anak-anak secara tidak langsung yang tentunya mungkin untuk anak-anak di level bawah ini belum mempelajari terkait sejarah Sumpah Pemuda.
“Berkat penampilan dari anak-anak kelas 3 Ibnu hayyan ini, tentunya temen-temen yang lainnya bisa mengetahui terkait bagaimana perjalanan sumpah pemuda,” ucapnya.
Jurnalis Kang Asep Ruslan (ayah Nabila) bersama para penari Saman Aceh (Foto: Asep Ruslan)
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Wali kelas 3 Ibnu Hayyan Ibu Munggarani Kusumah Hayati, S.Pd yang telah mempersiapkan anak didiknya untuk mempersentasikan hari Sumpah Pemuda yang begitu detail yang begitu apik dan begitu menarik.
“Tadi anak-anak berani tampil bagaimana menyampaikan apa namanya perjalanan Sumpah Pemuda dan diselingi dengan penampilan tarian tradisionil penampilan dari anak-anak yang luar biasa,” ucapnya.
Itang berharap, kegiatan pentas kreasi ini menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak untuk bisa lebih berani dan kreatif dalam segala hal.
“Mudah-mudahan ini menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak kita bagaimana mereka bisa lebih berani kemudian juga mereka kreatif dalam segala hal, tidak hanya dalam kegiatan pestas seni saja. Terima kasih sekali lagi kepada Ayah Bunda yang tentunya memberikan support penuh dalam kesuksesan pelaksanaan kegiatan di pagi ini,” pungkasnya.
Gian Alvionita dan pengurus kelas 3 Ibnu Hayyan SDIT Al Fitrah (Foto: Asep Ruslan)
Selanjutnya di tempat yang sama, Gian Alvionita (ibunya Rayka) sebagai Ketua koordinator kelas 3 Ibnu Hayyan kepada media mengatakan.
“Adanya acara pentas kreasi di sekolah tentang Sumpah Pemuda tadi, anak-anak jadi belajar tentang sejarah Indonesia beserta nama-nama pahlawan dan juga di asah keberaniannya untuk tampil agar menjadi pribadi yang kreatif juga ada daya juang seperti para pahlawan,” kata Gian.
Menurut Gian, sebagai generasi penerus kita tidak bisa menghilangkan nilai-nilai positif dari semangat Sumpah Pemuda tersebut. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memahami makna Sumpah Pemuda agar dapat memelihara serta meneruskan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Meskipun tidak akan mudah, namun bukan berarti ini menjadi tugas yang mustahil. Apalagi Sumpah Pemuda sebenarnya sudah menjadi jati diri warga negara Indonesia. Budaya gotong royong, saling menghormati, menjunjung kerukunan dan menjaga persatuan serta kesatuan tidak akan pernah hilang sepenuhnya dalam diri kita,” ujarnya.
Gian berharap, semoga kedepannya ada acara yang lebih besar lagi untuk menjadi wadah bagi anak-anak SDIT Al Fitrah untuk berkreasi lagi dalam menunjukkan bakat dan talentanya.