Search for:
  • Home/
  • OPINI/
  • Fenomena Inses yang Marak di Tengah Masyarakat: Mengancam Moralitas Bangsa?
Fenomena Inses yang Marak di Tengah Masyarakat: Mengancam Moralitas Bangsa?

Fenomena Inses yang Marak di Tengah Masyarakat: Mengancam Moralitas Bangsa?

SINARPOS.comOPINI || Fenomena hubungan sedarah atau inses yang kini marak terjadi di tengah masyarakat Indonesia menimbulkan kekhawatiran besar terkait moralitas bangsa. Kejadian-kejadian ini tidak hanya menyayat nurani, tetapi juga mengundang pertanyaan besar tentang apa yang telah terjadi pada nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi.

Lebih mengkhawatirkan, kebejatan ini kini tidak lagi tersembunyi, melainkan dipertontonkan secara terang-terangan di dunia maya. Salah satunya adalah kasus grup Facebook bernama “fantasi sedarah”, yang kini tengah mendapat sorotan publik luas.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) saat ini tengah mengusut grup Facebook yang berisi narasi dan fantasi hubungan inses yang sangat berbahaya bagi moral generasi muda.

Pihak berwenang menilai, konten dalam grup ini sangat merusak dan dapat menjadi pemicu perilaku menyimpang yang lebih luas di kalangan masyarakat.

Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) pun mendesak pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini secara tuntas. Kasus ini dianggap sebagai pelecehan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan sangat merugikan martabat perempuan dan anak-anak, yang menjadi korban utama dari penyimpangan seksual tersebut.

Krisis Moral yang Berkaitan dengan Pornografi

Tidak hanya berhenti pada fenomena inses, berbagai laporan media menunjukkan bahwa tindakan penyimpangan ini tidak berdiri sendiri.

Sebaliknya, ini berhubungan erat dengan budaya pornografi yang berkembang subur di masyarakat. Konten pornografi kini semakin mudah diakses, dan ini memberi dampak negatif pada perilaku sosial.

Fenomena ini menunjukkan pengabaian besar-besaran terhadap aturan agama dan nilai sosial yang seharusnya membimbing masyarakat.

Masyarakat yang seharusnya memiliki norma-norma untuk menjaga kehormatan dan moralitas kini hidup dalam kebebasan tanpa batas, mengejar kepuasan pribadi bahkan dengan cara-cara yang jauh dari kemanusiaan.

Salah satu penyebab utama dari kerusakan moral ini adalah sistem sekuler kapitalisme yang saat ini mendominasi kehidupan sosial dan budaya. Sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan sosial dan negara, telah membuka pintu bagi kebebasan tanpa aturan.

Kapitalisme yang mengutamakan keuntungan material tidak memperhatikan dampak sosial, bahkan melegalkan industri pornografi demi memenuhi hasrat individu tanpa mempertimbangkan norma moral atau etika.

Krisis moral yang kita hadapi saat ini bukan sekadar kesalahan individu, melainkan akibat dari pandangan hidup yang jauh dari nilai-nilai agama. Tanpa petunjuk wahyu, akal manusia yang lemah cenderung tersesat, sehingga masyarakat kehilangan arah.

Solusi Islam: Jalan Hidup yang Menjaga Moralitas

Berbeda dengan sistem sekuler kapitalisme, Islam menawarkan solusi yang komprehensif untuk masalah moralitas. Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah pribadi, tetapi juga mencakup aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan tata keluarga.

Islam memandang keluarga sebagai pilar utama masyarakat, dan menjaga kehormatan keluarga adalah prioritas utama.

Dalam Islam, negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga moralitas masyarakat. Negara harus melindungi keluarga dan masyarakat dari kerusakan moral dengan menegakkan hukum syariat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis. Sebagai contoh, dalam surat An-Nisa ayat 23, Allah berfirman:

“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan…” (QS. An-Nisa: 23)

Hubungan inses dalam pandangan Islam adalah pelanggaran berat yang merusak fitrah dan nasab manusia. Oleh karena itu, negara dalam sistem Islam wajib menutup segala celah yang dapat menyebabkan terjadinya perbuatan keji ini.

Pencegahan Melalui Pendidikan dan Pengawasan Media

Pencegahan menjadi kunci utama dalam sistem Islam. Pendidikan berbasis keimanan dan ketakwaan kepada Allah harus ditanamkan sejak dini.

Masyarakat harus diberikan pemahaman yang jelas tentang hakikat hubungan antar sesama manusia dan keluarga. Selain itu, media massa harus dikendalikan secara ketat agar tidak menyebarkan konten yang mempromosikan budaya pornografi atau perilaku amoral.

Sistem Islam juga mendorong penerapan amar makruf nahi munkar, yakni saling menasihati dalam kebaikan dan mencegah perbuatan buruk. Sistem sosial ini mendorong peran serta masyarakat dalam menjaga moralitas, sehingga setiap individu merasa terikat untuk melindungi kehormatan dan nilai-nilai luhur dalam hidup berkeluarga.

Sanksi Tindak Pidana Berdasarkan Hukum Syariah

Islam juga memiliki sistem sanksi yang dirancang untuk menimbulkan efek jera sekaligus menjaga kehormatan masyarakat. Sanksi terhadap pelaku zina atau inses yang terbukti bersalah di pengadilan syariat adalah salah satu bentuk pemeliharaan masyarakat agar tidak jatuh dalam kebinasaan.

Sanksi ini bukanlah bentuk kekejaman, tetapi bentuk kasih sayang kepada umat agar mereka terhindar dari kerusakan yang lebih besar.

Sejarah peradaban Islam telah membuktikan bagaimana penerapan sistem Islam dapat menjaga kemuliaan keluarga dan masyarakat. Pada masa Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, dan peradaban Islam yang gemilang, masyarakat hidup dalam kesucian, kehormatan, dan kedamaian, jauh dari penyimpangan moral.

Dengan hukum dan sistem sosial yang kuat, Islam mampu menutup pintu-pintu kejahatan dan melindungi generasi mendatang dari kerusakan.

Oleh : Ummu Fahhala, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)


Eksplorasi konten lain dari SINARPOS.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari SINARPOS.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca