
Sinarpos.com – Tim SAR gabungan bergerak cepat mengevakuasi korban terdampak banjir di wilayah Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan Sungai Citanduy meluap. (BandungBisnis.com, 22-5-2025)
Kantor SAR Bandung sebelumnya, Rabu (21/5) menerima laporan adanya banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Sungai Citanduy meluap dan merendam permukiman warga di berbagai titik dengan ketinggian air antara 50 hingga 150 sentimeter akibat dari intensitas hujan yang tinggi. Kantor SAR Bandung langsung berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Tasikmalaya dan mengerahkan personel dari POS SAR Tasikmalaya setelah menerima laporan tersebut.
Ada empat kampung terdampak banjir cukup parah dari data sementara yang diterima, yaitu kampung Mekarsari, Kampung Cicalung, Kampung Hegarsari, dan Kampung Bojongsoban.
Penyebab Banjir
Bencana banjir terjadi di berbagai wilayah di Jawa Barat. Banjir menjadi fenomena yang sudah tidak asing lagi bagi wilayah Jawa Barat. Berbagai upaya pun sudah dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengatasi banjir ini. Namun, upaya tersebut masih belum optimal.
Curah hujan yang tinggi hanya salah satu penyebab. Alih fungsi lahan, berkurangnya lahan hijau, dan penyempitan aliran sungai dapat menjadi penyebab terjadinya banjir.
Begitupun, sistem yang diterapkan saat ini, menjadi akar masalah terjadinya banjir. Sistem ini membolehkan pengelolaan tanah/kepemilikan umum oleh pribadi sebebas-bebasnya. Pengelolaan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan hingga mengancam rakyat. Bagaimana nasib rakyat ini selanjutnya?
Islam Tangani Banjir
Islam mampu menangani masalah banjir. Sistem Islam akan selalu memperhatikan segala sesuatunya dengan optimal, seperti pengelolaan lingkungan dan penataan tempat tinggal bagi rakyatnya.
Negara akan melakukan mitigasi bencana banjir yang kuat, seperti membuat tanggul, bendungan, kanal, penetapan Hima sebagai kawasan buffer, dan beberapa teknis lainnya untuk mencegah banjir. Jika diperlukan relokasi untuk warga yang terdampak banjir, maka negara akan merekomendasikan tanpa merampas ruang hidup warga.
Solusi banjir yang kerap kali terjadi hanyalah satu, yaitu kembali kepada aturan Islam yang diterapkan secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. Bila ini diterapkan, maka rahmatan lil alamin adalah sebuah keniscayaan, sehingga tidak hanya kaum muslim tapi juga nonmuslim, serta hewan, tumbuhan, dan alam di sekitar manusia akan mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari Sang Pencipta dan Sang Pengatur, yakni Allah Swt.
Kondisi alam ketika Islam berjaya sebenarnya juga rawan terjadinya berbagai bencana alam. Gurun yang terbentang luas di Timur Tengah dan Afrika Utara memungkinkan terjadinya kekeringan. Kekhawatiran karena rawan banjir juga muncul di Lembah Sungai Nil di Mesir dan Sungai Eufrat-Tigris di Irak. Di samping itu, hingga saat ini di Turki, Iran, dan Afganistan juga rawan terjadi gempa.
Bahkan dulu pun pernah dihantui wabah penyakit cacar (variolla) dan pes. Menghadapi keadaan seperti ini, negara melakukan berbagai antisipasi. Kekeringan yang melanda dihadapi dengan pembuatan bunker-bunker gudang makanan yang diisi dengan berbagai bahan makanan seperti gandum, kurma, minyak goreng, dan sebagainya yang cukup untuk persediaan selama dua musim.
Untuk mengantisipasi banjir, para penguasa muslim berusaha keras untuk membangun bendungan, terusan, dan alat peringatan dini (“Early Warning System”). Al-Farghani (abad 9 M) seorang astronom dan insinyur telah membuat alat Nilometer yang mengukur dan mencatat tinggi air Sungai Nil secara otomatis di berbagai tempat. Setelah bertahun-tahun melakukan pengukuran, maka al-Farghani akhirnya berhasil memprediksi banjir Sungai Nil dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Di Turki, untuk mengantisipasi gempa yang dilakukan adalah membangun gedung-gedung tahan gempa. Sinan, seorang arsitek yang dibayar Sultan Ahmet, berhasil membangun masjid-masjid tahan gempa, bahkan di atas 8 Skala Richter, di saat banyak gedung modern di Istanbul yang justru roboh pada saat itu.
Sungguh Indah Islam bila diterapkan secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan.
Wallahualam bissawab.
Oleh Yanyan Supiyanti, A.Md.
Pendidik Generasi