Bahagia Ditengah Derita
Sinarpos.com – Ramadhan telah usai dan umat Islam pun kemudian berbahagia merayakan Hari Raya Idul Fitri. Namun rupanya ditengah momen bahagia umat Islam merayakan Lebaran 2025, warga Palestina dibelahan bumi lainnya berada dalam kondisi yang sebaliknya.
Hal tersebut tentu menjadi paradoks, padahal dalam ajaran Islam menyatakan bahwa Umat Islam itu laksana satu tubuh. Jika bagian tubuh yang satu sakit maka bagian tubuh yang lainnya akan merasakan pula ketidaknyamanan.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim)
Jika melihat fakta yang tengah terjadi di Palestina saat ini menunjukan tidak idealnya kondisi umat Islam. Padahal, sejatinya identitas kaum muslim adalah khoiru ummah atau umat terbaik.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠
” Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah memberi kewajiban bagi umat Islam untuk berdakwah dan ini menjadi syarat agar umat Islam menjadi umat terbaik.
Daqwah memang banyak dilakukan oleh sebagian umat Islam, namun daqwah yang mengajak kepada kebangkitan umat Islam belum banyak dilakukan. Mengapa harus mengajak kepada kebangkitan ? Karena memang umat Islam pernah ada di masa kejayaan serta di puncak kepemimpinan dunia.
Fakta tersebut tidak bisa dinafikan, karena bukti-bukti sejarah kegemilangan umat Islam baik yang tertulis maupun yang bebentuk fisik banyak tersebar di seluruh dunia.
Melansir laman Muhammadiyyah.id menginformasikan, kejayaan Islam terjadi pada masa Kekhalifahan Umayyah (661-750 M) terutama pada ekspansi Islam ke berbagai kawasan di luar jazirah Arabia. Masa kekuasaan Islam di Iberia dimulai sejak Pertempuran Guadalete, ketika pasukan Umayyah pimpinan Thariq bin Ziyad mengalahkan orang-orang Visigoth yang menguasai Iberia.
Lalu, Kejayaan Islam di Andalusia melahirkan monumen sejarah istana Al-Hamra serta Perpustakaan dan Madrasah di Granada, Masjid dan Perpustakaan Cordoba di Cordoba, serta peninggalan sejarah lainnya di Sevilla dan beberapa daerah di kawasan Spanyol bagian Selatan. Pada masa tersebuy didirikan lembaga-lembaga keilmuan sebagai pusat pembelajaran ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pendidikan Islam.
Sejarah juga menulis, zaman Kejayaan Islam atau Keemasan Islam atau Islamic Golden Age berlanjut mencapai puncaknya pada era Khilafah Abasiyyah (750-1517 M/132-923 H). Peradaban Islam sempat jatuh di Baghdad tahun 1258 M, setelah itu bangkit kembali. Pada era ini lahir para filsuf, ilmuwan, dan insinyur dari Dunia Islam yang menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi sendiri. Puncak kemajuan Islam terjadi lebih luas di era Abbasiah.
Prof Haedar Nashir dalam tulisannya bahkan menyebut bahwa di era kemajuan Islam menurut Hodgson (2002), kaum muslimun berada pada tingkat berbudaya tinggi sebagai bagian dari “The Venture of Islam”, suatu kerangka kerja Islam berbasis iman dan sejarah yang membangun peradaban Islam. Kekhalifahan Islam bahkan saat itu mencapai tingkat “Kekhalifahan Tinggi” (High Califate) dalam rentang waktu tahun 692-945, yang membedakan dari kekhalifahan sebelumnya dari era Abu Bakar sampai Muawiyah. Perkembangan ilmu-ilmu syariah, falsafah, ilmu kalam, sastra, dan sains berkembang pada era ini.
Jika hendak di sebutkan satu persatu terkait kegemilangan peradaban Islam di masa lalu tentu tidak akan cukup dalam naskah opini yang singkat ini. Namun satu hal yang perlu diperhatikan yaitu umat Islam pernah memimpin peradaban dunia, dan satu hal yang membuat umat Islam menjadi umat terbaik ( Khairu Ummah) yaitu keselarasan antara pemimpin dan sistem kepemimpinannya.
Dari sejarah kita belajar, pemimpin yang baik lahir dari sistem kepemimpinan yang baik yaitu Islam. Seluruh warga negara diayomi dengan baik, kesejateraan rakyat bahkan sampai pada batas yang luar biasa dan belum pernah ada peradaban sebelumnya yang mampu mencapai yang demikian.
Dan saat ini kita saksikan bersama, umat Islam tengah berada dalam titik nadir kenestapaan. Meskipun jumlah umat Islam banyak namun tidak mampu menolong saudaranya yang tengah dibantai. Apa yang terjadi pada Palestina sejatinya mencerminkan betapa lemahnya umat ini. Dengan demikian, mesti ada kesadaran bersama bahwa kondisi saat ini bukanlah kondisi yang ideal bagi umat Islam. Mesti ada perubahan mendasar agar umat ini kembali pada posisi yang semetinya yaitu ” Khairu Ummah”.
Oleh Ummu Ilyas ( Guru dan Pegiat Literasi )
Eksplorasi konten lain dari SINARPOS.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.