
Lombok Utara, NTB – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, Polres Lombok Utara menorehkan sejarah baru dengan meresmikan Vihara Diraya Manggala pada Selasa, 8 Juli 2025. Vihara yang megah ini bukan sekadar tempat ibadah baru, melainkan simbol perintis inklusivitas, menjadikan Polres Lombok Utara satu-satunya institusi kepolisian di jajaran Polda NTB yang memiliki fasilitas ibadah terlengkap untuk lima agama.
Dibangun dengan semangat gotong royong dan dana sukarela internal Polres serta masyarakat sebesar Rp500 juta, Vihara Diraya Manggala kini siap menjadi rumah spiritual bagi anggota Polri beragama Buddha dan juga masyarakat umum. Pembangunan yang memakan waktu hampir setahun ini menunjukkan bagaimana semangat persatuan mampu mewujudkan cita-cita.
“Saya ingin setiap anggota, apapun agamanya, dapat beribadah dengan nyaman dan layak, karena ibadah adalah kebutuhan dasar manusia,” tutur Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, S.I.K., menjelaskan visinya yang mendasari pembangunan ini. Sebelumnya, kegiatan keagamaan umat Buddha hanya bisa dilakukan di ruang Vicon yang kurang representatif.
Kapolres Agus juga menggarisbawahi bahwa vihara ini adalah wujud tanggung jawab moral institusi dalam memenuhi hak spiritual personel dan masyarakat. Mengutip pepatah Jawa kuno, “Mulat sarira hangrasa wani, rumangsa melu handarbeni, wajib melu angrungkebi,” ia menegaskan pentingnya merasa memiliki dan merawat keberagaman.
Peresmian yang dihadiri oleh Ketua FKUB Lombok Utara, Ketua MBI, Ketua Magabudhi, Pembimas Buddha Provinsi NTB, serta tokoh masyarakat dan Bhayangkari ini menjadi momen bersejarah. Ny. Heny Agus Purwanta, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, menyatakan kekagumannya. “Toleransi di Lombok Utara bukan hanya slogan. Saya menyaksikan langsung bagaimana para anggota Polri dari berbagai agama bersama-sama membantu proses pembangunan vihara ini,” ujarnya, menekankan bahwa partisipasi tersebut lahir dari kesadaran.
Putradi, Ketua Magabudhi Lombok Utara, menambahkan bahwa kehadiran vihara ini adalah pengakuan kesetaraan umat Buddha dan implementasi nyata dari Tri Kerukunan Beragama. “Ini bukan hanya soal tempat ibadah, tapi simbol pengakuan bahwa umat Buddha diperlakukan setara dengan umat lainnya,” tegasnya, berharap kolaborasi lintas iman ini terus diperkuat.
Vihara Diraya Manggala berdiri tegak sebagai bukti nyata bahwa toleransi dan keberagaman adalah inti dari kekuatan bangsa, dimulai dari jantung institusi kepolisian.