Peredaran Obat Terlarang Marak, Oknum Wartawan Diduga Ikut Bermain

Sinarpos. com -Bandung – Maraknya peredaran obat keras tipe G di sejumlah daerah di Jawa Barat semakin meresahkan masyarakat. Meski aparat kerap melakukan penangkapan serta penutupan kios penjual obat terlarang, faktanya kios-kios tersebut tidak butuh waktu lama untuk kembali beroperasi.

Keresahan ini dirasakan para orang tua yang khawatir anak-anak mereka terpapar dan menjadi pengguna obat terlarang. Fenomena tersebut semakin mencuat setelah warga di Bandung menemukan salah satu kios yang berkali-kali dirazia polisi, namun tetap buka kembali bahkan makin ramai dikunjungi pembeli, sebagian besar kalangan muda.

Kecurigaan warga memuncak ketika mendapati kios tersebut didatangi rombongan menggunakan kendaraan. Namun bukannya tutup, kios malah semakin ramai oleh pembeli. Aparat di tingkat RW bersama warga kemudian mendatangi kios dan menanyakan kepada pemilik toko berinisial J terkait aktivitas ilegal itu.

“Kenapa tidak tutup tokonya, bukannya tadi sudah didatangi polisi?” tanya salah seorang warga yang namanya enggan disebutkan.

Pemilik kios berinisial J menjawab bahwa pihak yang datang bukanlah polisi, melainkan sekelompok orang yang mengaku wartawan.

J mengaku dirinya bersama rekannya kerap dimintai uang oleh sejumlah orang yang mengatasnamakan wartawan. Setidaknya ada lima orang yang datang bergantian dan menakut-nakuti akan mempublikasikan aktivitas jual-beli obat terlarang tersebut bila tidak diberikan uang.

“Awalnya diminta Rp2 juta untuk menghapus pemberitaan yang sudah tayang. Setelah itu, diminta lagi setoran bulanan dengan alasan pertemanan, ke beberapa penjual,” bukti – bukti sudah lengkap ungkap J kepada warga.

Temuan ini membuat warga geram. Pasalnya, praktik dugaan pemerasan berkedok pemberitaan tidak hanya melanggengkan peredaran obat terlarang, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap profesi wartawan.

Masyarakat menilai peredaran obat terlarang di Jawa Barat tidak akan berhenti jika hanya ditindak di tingkat pedagang kecil, sementara masih ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari bisnis haram tersebut.

Warga pun berharap aparat kepolisian menindak tegas pelaku penjualan obat keras tanpa izin serta memproses hukum oknum wartawan yang terlibat.

“Kami hanya ingin lingkungan kami bersih dari narkoba dan obat terlarang. Jangan sampai anak-anak kami menjadi korban,” tegas warga lainnya yang juga namanya enggan dipublis.***

red**

BERITA TERKAIT

IWO Ciamis Periode 2025–2030 Resmi Dilantik, Bupati Herdiat: Media Harus Profesional

Sinarpos.com CIAMIS,– Pengurus Daerah Ikatan Wartawan…

SELENGKAPNYA

BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

GIIAS 2025

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar