Sidoarjo – SINARPOS.com ll Dua oknum wartawan berinisial BR dan MB diduga melakukan pemerasan brutal terhadap salah satu SPBU di Jl. Raya A. Yani 181 Gedangan, Kabupaten Sidoarjo! Mereka dengan lancang memberitakan tuduhan liar terkait dugaan penyelewengan Pertalite dan pelanggaran SOP karyawan. Namun, faktanya mengejutkan! Semua hanya opini yang tidak sesuai fakta, yang sengaja dirancang untuk memeras pihak SPBU dengan dalih pemberitaan.
Yang lebih mengejutkan, BR dan MB baru saja menjalin kerja sama sebagai rekanan di lapangan dalam aksi kotor ini. BR, yang mengaku pernah menjadi wartawan Jawa Pos, kini bekerja sama dengan MB untuk menjalankan skema pemerasan. Bersama, mereka secara sembrono memberitakan tuduhan bahwa karyawan SPBU membiarkan konsumen mengisi BBM sendiri serta melayani konsumen tanpa menggunakan seragam. “Ini harus jadi pelajaran bagi karyawan! Mereka harus patuh pada aturan Pertamina, mengenakan seragam, dan tidak boleh membiarkan konsumen mengisi sendiri,” ujar BR dengan lantang melalui telepon.
Pemberitaan yang sempat dinaikkan itu menjadi pertanyaan oleh beberapa media online lainnya, salah satunya kepada tim media online Radar CNN News, terkait pemberitaan yang sempat dipublikasikan oleh oknum wartawan tersebut. “Manajemen menegaskan bahwa video, foto, dan opini pemberitaan yang digunakan oknum wartawan tersebut dulu sempat sudah ditindaklanjuti oleh manajemen SPBU. Oknum BR pun dulu sering ke SPBU dan kami welcome saja. Hal seperti ini ditonjolkan lagi oleh BR serta rekannya MB dengan memberitakan perihal karyawan kami yang tidak mematuhi SOP Pertamina. Saya jelaskan, dari video yang dikirimkan BR serta rekannya ke salah satu karyawan saya, saat itu kondisi SPBU ramai, operator yang melayani hanya satu karena ada perubahan shift. Ketika karyawan SPBU sedang melayani motor konsumen, datanglah BR beserta rekannya MB menggunakan mobil hendak mengisi BBM. Karyawan langsung melayani BR. Saat melayani BR, karyawan SPBU tidak sadar kalau konsumen motor yang dilayani sebelumnya sudah selesai. Mungkin konsumen itu terburu-buru atau melihat karyawan SPBU sibuk sehingga dia membantu menaruh selang operator ke tempatnya. Di situlah oknum wartawan BR dan MB merekam, memfoto, dan memberitakan sesuai opini mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan,” ungkap MG.
Dari keterangan yang disampaikan oleh pihak SPBU kepada media online Radar CNN News serta media online lainnya, seharusnya sebagai wartawan, setelah menemukan indikasi kejanggalan, mereka mencoba menanyakan atau mengkaji dulu, serta yang utama, meminta izin kepada institusi wilayah jika hendak berinvestigasi di lapangan. Bekali diri dengan keamanan serta SOP sebagai media atau wartawan.
Namun, mungkin keinginan mereka segera terpenuhi, sehingga BR oknum wartawan beserta rekannya MB memaksakan diri menjual karya tulisan demi kepentingan pribadi, tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu dan mengkaji temuan-temuannya.
Berbekal video, foto, dan opini yang sudah disiapkan untuk memeras, BR dan MB kemudian menerbitkan berita provokatif yang penuh kebohongan, menuding pelanggaran SOP. Lebih parah lagi, setelah berita tersebut dipublikasikan, mereka mendatangi manajemen SPBU dan menawarkan solusi kotor: menawarkan jalur damai dan meminta sejumlah uang sebesar 1,5 juta hingga 5 juta rupiah, dengan perhitungan berdasarkan berita yang telah mereka naikkan.
Sempat tidak dihiraukan oleh pihak SPBU karena upeti yang mereka inginkan tidak sesuai, BR dan MB oknum wartawan mengancam akan melaporkan ke Satgas Pertamina. (Ungkapnya, 11/10/2024)
Dengan jelas, dugaan terkait aksi BR dan MB oknum wartawan tersebut dianggap sebagai aksi pemerasan. Hal ini sangat tidak profesional dan sangat merusak citra serta marwah seorang media/wartawan.
Tidak puas karena keinginan tidak terpenuhi, pada hari berikutnya, Sabtu (12/10/2024), BR dan MB kembali menyebarkan berita yang sama, yang masih penuh dengan opini kebohongan! Mereka menyebar isu palsu kepada manajemen dan karyawan SPBU, memburu upeti dengan licik! SPBU yang terpojok akhirnya memutuskan untuk menghubungi kembali.
“Ini semua rekayasa! Mereka hanya ingin menekan dan memeras kami dengan berita yang penuh opini-opini yang tidak sesuai fakta!” ungkap salah satu perwakilan SPBU dengan tegas.
Tanpa malu, BR dan MB kembali memberitakan lagi ke beberapa media online, kali ini di gayortinews.com, hukumkriminal.com, dan elbagus.com, untuk menekan dan meminta uang sebesar 1,5 juta hingga 5 juta rupiah agar berita opininya tersebut diturunkan/dihapus. Mereka bahkan mengancam akan melaporkan dugaan pelanggaran SOP Pertalite ke Pertamina pusat! Ancaman ini membuat karyawan SPBU semakin merasa terganggu.
“Kami sudah muak! Mereka selalu menggunakan berita lama yang sudah kami bantah untuk memeras kami!” keluh seorang karyawan SPBU dengan penuh emosi.
Tindakan licik ini tak bisa dibiarkan lebih lama lagi! Pihak terkait harus segera menindak tegas BR dan MB. Aksi pemerasan terang-terangan ini bukan hanya mencoreng nama baik marwah wartawan, tapi juga mengganggu ketertiban publik! Hingga berita ini diturunkan, manajemen SPBU serta beberapa rekan-rekan ormas, LSM, dan media akan bersama-sama menindak lanjuti oknum wartawan tersebut dan segera melaporkannya ke pihak berwajib (APH) dengan dugaan pasal pemerasan. BR dan MB oknum yang mengatasnamakan wartawan. Bersambung…
Tim
My brother recommended I might like this web site He was totally right This post actually made my day You cannt imagine just how much time I had spent for this information Thanks