SINARPOS.com Jambi, 17 September 2025 👉🏻 Advokat dan aktivis hukum Hendry C. Saragi, SH menegaskan keseriusannya dalam menangani kasus kematian almarhum Imam Komaini Sidik, dengan mempersiapkan puluhan media untuk meliput jalannya rekonstruksi olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dalam wawancara eksklusif di kantor Advokat dan Bantuan Hukum miliknya, Simpang Jambi, Selasa (17/9) pukul 10.25 WIB, Hendry menyampaikan sikap tegasnya.

“Kepalang mandi ya basah sekalian. Demi menegakkan hukum yang benar dan berkeadilan, saya siap berkorban. Saya bukan petarung kaleng-kaleng dalam menjalankan tugas mulia ini,” ujarnya penuh keyakinan.

Kasus Serius, Bukan Perkara Sepele

Hendry menegaskan bahwa kasus kematian Imam Komaini Sidik bukanlah kasus ringan. Menurutnya, perkara yang menyangkut hilangnya nyawa manusia memiliki dimensi moral, sosial, dan hukum yang besar.

“Setahu saya, hanya Tuhan yang berhak mencabut nyawa manusia. Maka kasus ini tidak bisa dianggap sepele. Harus diungkap sampai tuntas,” tegas Hendry dengan nada geram.

Dalam kesempatan itu, Hendry mengungkapkan bahwa seluruh biaya proses hukum, termasuk ekshumasi (pembongkaran makam), ia tanggung secara pribadi tanpa membebankan keluarga korban.

“Persoalan ini memang menelan biaya besar, tapi saya upayakan sendiri. Saya melihat kondisi ekonomi keluarga korban yang terbatas, sehingga hati saya teriris dan tergugah untuk menolong tanpa imbalan,” kata Hendry dengan nada haru.

Keluarga korban melalui sambungan telepon kepada media ini menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas dedikasi Hendry.

“Kami bersyukur, berkat usaha dan kerja keras Pak Hendry, ekshumasi bisa terlaksana hingga mendatangkan tenaga ahli forensik. Itu bukan hal mudah. Semua ini tanpa pungutan biaya,” ungkap pihak keluarga dengan suara terbata, sembari menahan tangis.

Ekshumasi yang dilaksanakan pada 13 September 2025 di TPU PTP VI Emplasmen disaksikan ratusan masyarakat, aparat keamanan, dan pejabat pemerintah. Warga dari berbagai daerah turut hadir menyaksikan langsung proses penting tersebut.

Rekonstruksi Jadi Penentu Fakta

Hendry menekankan bahwa ekshumasi hanyalah langkah awal. Proses rekonstruksi olah TKP yang akan digelar dalam waktu dekat diyakini akan mengungkap peran masing-masing pelaku.

“Rekonstruksi adalah jawaban atas siapa dan berapa orang pelaku pembunuhan tersebut. Fakta tidak bisa ditutupi, karena saat diperagakan, semuanya akan terlihat jelas. Apakah para pelaku jujur atau tidak, itulah ujian kejujuran yang melawan hukum,” paparnya.

Sebagai bentuk transparansi, Hendry telah menyiapkan puluhan media untuk meliput jalannya rekonstruksi. Ia menyebut media sebagai mitra penting dalam menegakkan supremasi hukum.

“Media adalah pilar demokrasi. Kehadiran mereka akan menggiring fakta yang sebenarnya ke publik. Hukum itu dasar negara, maka harus ditegakkan dengan benar dan berkeadilan,” tegasnya menutup pertemuan.

➡️ Reporter: Laiden Sihombing