
SINARPOS.com Seoul, 5 Juni 2025 || Lee Jae-myung secara resmi dilantik sebagai Presiden Korea Selatan pada Selasa, 4 Juni 2025. Upacara pelantikan berlangsung di gedung parlemen nasional di Seoul, menandai transisi penting dalam kepemimpinan negara tersebut.
Lee menggantikan Presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol, yang dimakzulkan oleh Majelis Nasional karena dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan penurunan tajam kepercayaan publik.
Pelantikan ini menandai transisi penting dalam kepemimpinan negara tersebut setelah pemakzulan Presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol, oleh Mahkamah Konstitusi pada April 2025.

Pemakzulan Yoon Suk Yeol terjadi setelah ia memberlakukan darurat militer pada Desember 2024 tanpa alasan yang sah, yang dianggap sebagai upaya untuk menumbangkan pemerintahan sipil.
Tindakan ini memicu protes massal dan krisis politik yang berujung pada pemakzulan oleh parlemen dan pengesahan oleh Mahkamah Konstitusi dengan suara bulat 8–0.
BACA JUGA : Pelantikan Pengurus KPPI Kabupaten Karawang Periode 2024–2029: Perkuat Kapasitas Perempuan Politik
Selain itu, Proses pemakzulan Yoon berlangsung cepat yang dipicu oleh unjuk rasa nasional dan krisis politik yang telah berlangsung berbulan-bulan.

Dalam pidato pelantikannya, Lee Jae-myung berjanji untuk memulihkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan dan memperkuat demokrasi di Korea Selatan.
Ia juga menekankan pentingnya stabilitas ekonomi, dialog internasional, dan reformasi hukum.
“Saya akan memimpin dengan transparansi dan tanggung jawab. Saatnya Korea Selatan bersatu kembali dalam semangat kemajuan dan keadilan,” ujar Lee dalam pidato resminya.
Sementara itu, Lee Jae-myung merupakan mantan gubernur Gyeonggi dan tokoh dari Partai Demokrat Korea, dikenal sebagai pemimpin progresif dengan fokus pada isu-isu kesejahteraan sosial dan reformasi sistem keuangan. Ia memenangkan pemilihan presiden dengan memperoleh 49,42% suara, mengalahkan pesaing konservatifnya, Kim Moon-soo, yang memperoleh 41,15% suara.

Pelantikan ini disambut positif oleh sebagian besar masyarakat Korea Selatan, meskipun tantangan besar menanti, termasuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketegangan regional dan global.
Lee berkomitmen untuk membuka dialog dengan Korea Utara guna meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
Dengan dilantiknya Lee Jae-myung, Korea Selatan memasuki babak baru dalam sejarah politiknya yang sarat dinamika, dan dunia akan terus mengamati arah kepemimpinannya ke depan.