
SINARPOS.com – Gaza City, Palestina | 4 Juni 2025 – Pada dini hari, sekitar pukul 03.00 waktu setempat, militer Israel meluncurkan serangkaian serangan udara ke Jalur Gaza.
Serangan udara Israel menghantam sebuah bangunan di Gaza City, memunculkan kepulan asap tebal dan api yang membumbung tinggi.
Dilansir dari media Al Jazeera, Serangan udara Israel pun telah menghantam sebuah tenda yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi pengungsi di Khan Younis, menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa. Setidaknya 95 warga Palestina tewas dan 440 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir.
Serangan ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan di perbatasan selatan Israel-Gaza, yang dilaporkan dipicu oleh tembakan roket dari wilayah Gaza ke kota Sderot dan Ashkelon dua hari sebelumnya.
Berdasarkan informasi, serangan telah terjadi diberbagai lokasi, termasuk rumah sakit, sekolah, dan tempat penampungan pengungsi.

Namun, menurut juru bicara militer Israel (IDF), serangan tersebut menargetkan infrastruktur militer milik kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina yang diduga terlibat dalam perencanaan dan peluncuran roket.
Sementara itu, Sumber medis lokal dan organisasi kemanusiaan mengungkapkan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Serangan udara pertama dilaporkan menghantam lingkungan Zeitoun dan Al-Sabra pada pukul 03.07 pagi, disusul serangan lanjutan di Khan Younis dan Beit Lahia sekitar pukul 04.00.
Meski demikian, Israel menyatakan bahwa targetnya adalah gudang senjata, terowongan bawah tanah, dan lokasi peluncuran roket. Namun, saksi mata menyebutkan bahwa beberapa rudal menghantam daerah permukiman padat dan sekolah dasar yang tengah kosong karena libur musim panas.
Situasi di Gaza kembali mencekam, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 17 orang meninggal, termasuk 4 anak-anak dan 2 tenaga medis.

Sebanyak 48 lainnya luka-luka, sebagian besar akibat reruntuhan bangunan dan ledakan sekunder. Rumah Sakit Al-Shifa menerima korban dalam kondisi kritis dan mengalami kekurangan pasokan medis.
“Ledakan itu membuat rumah kami bergetar seperti gempa,” ujar Salwa Hassan (36), seorang guru yang tinggal di Gaza City. “Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Bahkan rumah sakit pun sekarang tidak aman.”
Organisasi Palang Merah Internasional melaporkan bahwa serangan terbaru ini memperparah kondisi kemanusiaan yang sudah kritis.
Pasokan listrik terputus selama lebih dari 12 jam, dan sistem air bersih rusak di beberapa wilayah akibat serangan.
Reaksi Internasional:

- 🇺🇳 Perserikatan Bangsa-Bangsa:
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan keprihatinan mendalam dan meminta kedua pihak menahan diri dari eskalasi lebih lanjut. “Penggunaan kekuatan yang berlebihan di area sipil harus dihentikan segera,” ujarnya dalam pernyataan resmi. - 🇪🇺 Uni Eropa:
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell, mendesak dibukanya jalur kemanusiaan ke Gaza dan menyebut serangan terhadap fasilitas sipil sebagai “tidak dapat diterima secara moral maupun hukum internasional.” - 🇺🇸 Amerika Serikat:
Juru Bicara Gedung Putih menyatakan bahwa “Israel memiliki hak untuk membela diri,” namun juga menyerukan “upaya maksimal untuk menghindari korban sipil.”
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah membuka sekolah-sekolahnya sebagai tempat pengungsian darurat.