SINARPOS.COM

RUSIA || Putin bertemu dengan presiden Afrika Selatan, Mali, Burkina Faso, dan Kongo di Saint Petersburg, “Kami telah melakukan pekerjaan yang sangat produktif, yang menguntungkan kedua belah pihak, baik dalam hubungan bilateral kami maupun hubungan Rusia dengan benua Afrika secara umum,” tegas Putin.

Putin dan para pemimpin Afrika mengadopsi deklarasi akhir KTT Rusia-Afrika. Presiden Federasi Rusia mencatat bahwa dia sangat mengapresiasi hasil KTT tersebut.

Rencana aksi Forum Kemitraan Rusia-Afrika periode 2023-2026 dan sejumlah dokumen lainnya juga diadopsi.

Selain itu, di sela-sela forum dan KTT tersebut, sejumlah kesepakatan, kontrak, dan dokumen lainnya telah disetujui mengenai berbagai bidang kerja sama antara Federasi Rusia dan negara-negara Afrika.

Putin dan para pemimpin Afrika mengadopsi deklarasi akhir KTT Rusia-Afrika. Poin Utamanya :

◾️ Deklarasi KTT Rusia-Afrika kedua tidak memuat ketentuan mengenai situasi di Ukraina;

◾️ Konferensi Parlemen Internasional Rusia-Afrika akan diadakan setiap tahun;

◾️ Para peserta KTT Rusia-Afrika akan melanjutkan kerja sama yang erat untuk menyelesaikan dan mencegah konflik di Afrika;

◾️ Federasi Rusia dan negara-negara Afrika menentang nasionalisme agresif, neo-Nazisme dan neo-fasisme, Afrophobia, Russophobia, rasisme dan diskriminasi rasial;

◾️ Federasi Rusia dan negara-negara Afrika menyepakati perlunya mereformasi WTO untuk memastikan sistem perdagangan dunia yang terbuka dan inklusif;

◾️ Peserta KTT Rusia-Afrika sepakat untuk mempromosikan restrukturisasi arsitektur keuangan global;

◾️ Peserta KTT RF-Afrika akan memperkuat hubungan antara media nasional dan mengimplementasikan proyek media bersama;

◾️ Federasi Rusia dan negara-negara Afrika akan melawan politisasi instrumen pengendalian senjata;

◾️ Para peserta KTT Rusia-Afrika sepakat untuk mengintensifkan kerja sama antara EAEU dan negara-negara Afrika;

◾️ Peserta KTT Rusia-Afrika sepakat untuk mendorong transisi energi yang adil;

◾️ Rusia dan negara-negara Afrika akan mengimplementasikan media bersama;

◾️ Naiknya harga makanan dan pupuk mengkhawatirkan Rusia dan negara-negara Afrika;

◾️ Peserta KTT Rusia-Afrika akan mempromosikan masuknya negara-negara Afrika ke dalam G20;

◾️ Rusia dan negara-negara Afrika sepakat untuk memperkuat kerjasama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan;

◾️ Rusia dan Afrika akan bekerja sama dalam pencegahan bencana alam dan epidemi.

Selama pertemuan dengan kepala delegasi negara-negara Afrika mengenai krisis Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada hari jumat bahwa Moskow tidak melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menegaskan bahwa tindakannya sepenuhnya sesuai dengan pakta internasional ini, bertindak sepenuhnya sesuai dengan aturannya.

Presiden mengenang bahwa Ukraina merdeka dari Uni Soviet berdasarkan Deklarasi Kedaulatan Negara Ukraina, yang menetapkan bahwa negara Slavia ini “adalah Negara netral”. “Ini sangat penting bagi kami. Mengapa Barat mulai menyeret Ukraina ke dalam NATO – tidak terlalu jelas bagi kami,” kata Putin.

Putin: “Rusia tidak melanggar Piagam PBB dan bertindak sesuai sepenuhnya dengan dokumen tersebut”
Putin: “Status netral Ukraina sangat penting bagi Rusia”

Proses untuk “menyeret” Ukraina ke dalam NATO menciptakan “ancaman fundamental” terhadap keamanan Rusia.

Surat PBB harus dihormati. Seharusnya tidak ada sanksi sepihak, tidak ada keamanan dengan mengorbankan pihak lain, Bagi Barat mengingat hukum internasional hanya untuk digunakan melawan seseorang.

Barat telah lama bersiap untuk melemahkan kenegaraan Rusia

Dalam hal ini, melawan Rusia. Tidak ada yang akan berhasil untuk mereka. Itu terlalu primitif. Jika mereka ingin seseorang mematuhi hukum internasional, mereka harus mencoba untuk mematuhi standar yang sama itu sendiri.

Kenetralan Ukraina sangat penting bagi kami.

Rusia siap mencari cara untuk menyelesaikan situasi di sekitar Ukraina secara damai, Moskow tidak pernah menolak untuk bernegosiasi.

(DM**)