
SIANRPOSII-GARUT Kabupaten Garut kembali menjadi sorotan nasional setelah kolaborasi strategis antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Garut resmi dipaparkan dalam sebuah forum sosialisasi hasil riset. Pertemuan ini menandai titik baru hubungan antara dunia riset dan basis petani, dengan dua fokus besar: inovasi pemanfaatan limbah tembakau dan reformasi tata niaga berbasis pasar satu pintu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Ir. Haeruman, hadir dan memberi apresiasi terhadap kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa tembakau merupakan komoditas vital di Garut.
“Garut adalah produsen terbesar tembakau di Jawa Barat. Industri ini melibatkan lebih dari 25 ribu stakeholder dan berdiri di atas 3.600 hektare lahan. Ini urat nadi ekonomi warga kami,” ujar Haeruman.
Inovasi BRIN: Limbah Batang Tembakau Jadi Hidrogel Medis
BRIN melalui Dr. Lisman Suryanegara, M.Agr., mempresentasikan hasil penelitian mengenai pemanfaatan limbah batang tembakau menjadi nanoselulosa untuk pembuatan hidrogel transdermal, teknologi yang lazim dipakai dalam patch penghantaran obat.
Penelitian bertajuk “Fabrikasi Komposit Berbasis Nanoselulosa Hidrogel dari Limbah Batang Tembakau (Nicotiana tabacum) sebagai Transdermal Drug Delivery” itu membuka pintu baru bagi petani: batang tembakau yang selama ini dibuang dapat menjadi bahan baku bernilai tinggi di sektor medis.
Ketua APTI Garut, Tatang, menyambut temuan ini dengan antusias.
“Kami berterima kasih kepada BRIN. Limbah batang yang selama ini tidak dianggap bernilai kini bisa menjadi sumber ekonomi baru,” ucapnya.
APTI Dorong Reformasi Tata Niaga: Lahirnya Konsep ‘Pasar Satu Pintu’
Di sisi lain, APTI Garut menyoroti masalah kronis yang menekan petani selama bertahun-tahun. Mulai dari ketergantungan pada tengkulak, kualitas produk yang tidak seragam, hingga harga yang tidak stabil.
Dewan Penasehat dan Perencanaan APTI Garut, Widiana Safaat, menawarkan skema pembaruan tata niaga lewat konsep Pasar Satu Pintu (PSP) yang dikawal oleh Korporasi Petani Tembakau Garut (KPTG).
“PSP adalah gerbang tunggal untuk agregasi volume, penilaian mutu, dan transaksi kontrak. Sistem ini memutus dominasi tengkulak dan meningkatkan posisi tawar petani,” jelas Widiana.
Dalam model ini, fasilitas pascapanen menjadi tulang punggung. APTI mendorong pembangunan Curing Center modular dan Grading Center terstandar agar mutu daun tembakau bisa dikontrol dan ditransaksikan secara profesional.
Dua Jalur Perubahan yang Saling Menguatkan
Sinergi BRIN dan APTI menghadirkan dua jalur perubahan yang saling menopang:
- Inovasi produk sampingan dari limbah batang tembakau, memberikan potensi pendapatan baru.
- Reformasi tata niaga untuk menstabilkan pendapatan dari hasil utama, yaitu daun tembakau.
Haeruman menutup pertemuan dengan harapan agar kolaborasi ini terus berlanjut.
“Semoga kerja sama ini menghasilkan produk yang benar-benar menambah pendapatan petani tembakau Garut,” tutupnya.






