Menanam Harapan di Balik Jeruji Besi : Ketahanan Pangan Dari Rutan Kelas IIB Banyumas
Banyumas, Sinarpos.com
Rehabilitasi dan pembinaan warga binaan di lembaga pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara (rutan) memiliki peran penting dalam mendukung tujuan Pemasyarakatan. Tidak hanya sekadar menjalani masa hukuman, warga binaan diharapkan mampu bertransformasi menjadi individu yang mandiri, produktif, dan siap berintegrasi kembali dengan masyarakat setelah masa hukuman berakhir. Dalam konteks ini, upaya pembinaan tidak hanya berfokus pada aspek moral dan mental, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan di dunia nyata. Di era dinamika pemerintahan hal yang paling disoroti ialah tentang pangan, yang dimana ketahanan pangan adalah salah satu pilar penting dalam pembangunan nasional yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, bergizi, dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Tantangan global, seperti pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan disrupsi rantai pasok, semakin menegaskan pentingnya upaya kolektif dalam mendukung ketahanan pangan. Program-program inovatif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga pemasyarakatan, menjadi bagian strategis dalam mencapai tujuan tersebut.
Salah satu inovasi unggulan yang diterapkan adalah program penanaman pepaya California. Program ini tidak hanya menciptakan lingkungan produktif di dalam Rutan, tetapi juga memberikan keterampilan agribisnis yang dapat diterapkan oleh warga binaan setelah bebas. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, program ini mendukung tujuan rehabilitasi dan membuka peluang ekonomi baru bagi warga binaan. Rutan Kelas IIB Banyumas adalah salah satu institusi yang telah berhasil menerapkan konsep pembinaan berbasis kemandirian melalui program penanaman pepaya California. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan bercocok tanam kepada warga binaan, tetapi juga menjadi salah satu solusi untuk memanfaatkan lahan kosong di dalam rutan secara produktif. Dengan melibatkan warga binaan secara aktif, program ini menjadi sarana rehabilitasi sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi mereka setelah masa tahanan selesai.
Pepaya California dipilih sebagai komoditas utama karena memiliki beberapa keunggulan, seperti masa panen yang relatif singkat, tingkat permintaan pasar yang stabil, serta potensi nilai ekonomi yang tinggi. Melalui program ini, Rutan Kelas IIB Banyumas tidak hanya menciptakan lingkungan yang produktif tetapi juga membantu mendukung ketahanan pangan lokal dengan menjual hasil panen ke pasar sekitar. Namun, tidak semua perjalanan menuju kesuksesan berjalan mulus. Program ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan lahan, motivasi warga binaan yang beragam, hingga kendala teknis seperti serangan hama dan perubahan cuaca. Berkat dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Pertanian, kelompok tani lokal, dan masyarakat, tantangan tersebut berhasil diatasi. Pendampingan teknis yang intensif dan pemberian pelatihan agribisnis yang berkelanjutan menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Program penanaman pepaya California di Rutan Kelas IIB Banyumas tidak hanya memberikan dampak positif bagi warga binaan tetapi juga memperkuat hubungan antara institusi pemasyarakatan dan masyarakat sekitar. Dengan hasil yang nyata, program ini membuktikan bahwa pembinaan yang terarah dan berkelanjutan dapat menciptakan manfaat yang berdampak luas, baik bagi individu, institusi, maupun komunitas secara keseluruhan.
Rutan Kelas IIB Banyumas memanfaatkan lahan kosong seluas lebih dari 500 meter persegi di dalam kompleks rutan untuk program penanaman pepaya California. Program ini dimulai dengan persiapan lahan secara intensif, melibatkan warga binaan yang dilatih langsung oleh petugas rutan dan ahli pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas. Setelah tahap persiapan, kegiatan penanaman dilakukan secara bertahap, meliputi pembibitan, pemeliharaan, hingga panen. Seluruh proses tersebut menjadi sarana pelatihan keterampilan dan pendidikan karakter yang berharga bagi warga binaan. Mereka juga diajarkan teknik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik dan sistem irigasi yang efisien. Buah pepaya yang dihasilkan kemudian dipasarkan ke pasar tradisional dan mitra usaha lokal, memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan di wilayah sekitar. Tidak hanya itu, warga binaan yang terlibat dalam program ini menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dan semangat untuk kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan baru.
Program ini juga menunjukkan bahwa pembinaan yang melibatkan masyarakat luar dapat memperkuat proses reintegrasi sosial. Dukungan pemerintah daerah, komunitas petani, dan stakeholder lain memperlihatkan bahwa proses pembinaan warga binaan adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi lintas sektor ini menciptakan ekosistem pembinaan yang menyeluruh, tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku, tetapi juga membangun kesiapan warga binaan secara mental, sosial, dan ekonomi untuk kembali hidup mandiri di tengah masyarakat. Pemerintah daerah memberikan dukungan berupa pelatihan dan bantuan teknis, sementara kelompok tani lokal berbagi pengalaman dan menjadi mentor lapangan yang membimbing para warga binaan secara langsung. Para stakeholder dari kalangan swasta dan organisasi kemasyarakatan turut serta membuka jaringan pasar, agar hasil panen dapat terserap dengan baik dan memberikan manfaat ekonomi nyata.
Program ini juga menunjukkan bahwa pembinaan yang melibatkan masyarakat luar dapat memperkuat proses reintegrasi sosial. Dukungan pemerintah daerah, komunitas petani, dan stakeholder lain memperlihatkan bahwa proses pembinaan warga binaan adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi lintas sektor ini menciptakan ekosistem pembinaan yang menyeluruh, tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku, tetapi juga membangun kesiapan warga binaan secara mental, sosial, dan ekonomi untuk kembali hidup mandiri di tengah masyarakat. Pemerintah daerah memberikan dukungan berupa pelatihan dan bantuan teknis, sementara kelompok tani lokal berbagi pengalaman dan menjadi mentor lapangan yang membimbing para warga binaan secara langsung. Para stakeholder dari kalangan swasta dan organisasi kemasyarakatan turut serta membuka jaringan pasar, agar hasil panen dapat terserap dengan baik dan memberikan manfaat ekonomi nyata.
Penulis : Jumedi Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman ( Kepala Rutan Banyumas Periode Oktober 2023 s.d Mei 2025 )
0 Comment