Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

SINARPOS.com BUNGO | 30 Juni 2025 — Duka mendalam masih menyelimuti keluarga besar almarhum Imam Komaini Sidik, pemuda 27 tahun yang ditemukan tewas mengenaskan pada 18 Juni 2025 di Jalan Jati, Unit 6, arah PKS Emplasemen Rimbo Bujang. Keluarga korban, melalui adik kandungnya Ahmad Fahri (23), menyuarakan harapan besar agar aparat penegak hukum mengungkap tuntas kasus ini dan menyeret seluruh pelaku ke meja hijau.

“Saya yakin ini bukan perbuatan satu orang. Luka-luka di tubuh Abang saya terlalu banyak dan brutal. Kami percaya ini dilakukan oleh lebih dari tiga orang, dan kami menduga kuat keterlibatan kelompok dari J. Harianja, pemilik kebun sawit di lokasi kejadian,” ujar Ahmad Fahri kepada Media Nasional SINARPOS.com saat ditemui di Taman Hijau Pasar Muara Bungo.

Kini, dua anak almarhum Imam Komaini Sidik harus menjalani hidup tanpa ayah dan ibu. Ahmad Fahri, yang masih berusia muda, memikul tanggung jawab penuh atas kebutuhan hidup dan pendidikan keponakannya, termasuk proses pendaftaran ke SMP Negeri 2 SKB.

“Saya yang urus semuanya sekarang. Dari makan, sekolah, sampai biaya hidup mereka. Orang tua kami, Bapak Ponari (64) dan Ibu Suminah (54), masih trauma berat dan kondisi kesehatannya menurun sejak kepergian Abang,” tutur Ahmad dengan mata berkaca-kaca.

⚖️ Proses Hukum Berjalan, Publik Menanti Transparansi dan Keadilan

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kasus ini tengah ditangani oleh Polres Rimbo Bujang. Namun, keluarga korban menyatakan kekecewaan terhadap narasi yang beredar bahwa Imam tewas akibat amukan massa karena mencuri sawit.

“Itu tidak masuk akal. Dari hasil investigasi kami bersama kuasa hukum, kuat dugaan Imam dibunuh secara terencana oleh kelompok tertentu yang merasa dirugikan,” jelas Hendri C. Saragi, SH, penasihat hukum keluarga korban dari Kantor Hukum KM 2 Simpang Jambi.

Saragi menegaskan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan menunjukkan keterlibatan lebih dari satu pelaku, dan menolak klaim bahwa kematian Imam adalah akibat spontanitas warga.

Upaya konfirmasi kepada pihak J. Harianja hingga kini belum membuahkan hasil. Pihak keluarga Harianja menolak memberikan komentar, meskipun telah dihubungi melalui berbagai saluran komunikasi. Bahkan, mereka sempat mengirim surat perdamaian dan menawarkan uang sebesar Rp70 juta kepada keluarga korban.

Namun, tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh keluarga Imam.

“Itu penghinaan bagi kami. Kami memang orang susah, tapi harga diri dan keadilan tidak bisa dibeli. Kami ingin pelaku diadili, bukan berdamai,” tegas Ahmad Fahri.

Ahmad Fahri menegaskan bahwa pihak keluarga telah menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kuasa hukum mereka. Ia berharap tidak ada intervensi atau intimidasi terhadap proses penyidikan.

“Kalau mereka ingin berdamai, silakan bicara dengan pengacara kami. Tapi kami tetap ingin keadilan ditegakkan. Abang saya tidak mati karena satu orang. Kami ingin semua pelaku diungkap,” pungkasnya.

Kasus pembunuhan Imam Komaini Sidik menjadi sorotan publik karena dugaan keterlibatan kelompok berpengaruh dan indikasi penghilangan nyawa secara brutal. Masyarakat berharap aparat penegak hukum bertindak tegas dan transparan, serta tidak tunduk pada tekanan pihak manapun.

SINARPOS.com akan terus mengawal perkembangan kasus ini dan menyuarakan keadilan bagi keluarga korban.


**L. Sihombing

BERITA TERKAIT

Tulis Komentar Anda Tentang Informasi ini

BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

Diduga Bertindak Sepihak, Bank Mandiri Lelang Rumah Warga Balangan Tanpa Peringatan Resmi

Diduga Bertindak Sepihak, Bank Mandiri Lelang Rumah Warga Balangan Tanpa Peringatan Resmi

Pemagaran Sepihak Tanah Fasum Warga Sampali, Diduga Ilegal, Warga Tuntut Pengusutan Tuntas Dugaan Mafia Tanah

Pemagaran Sepihak Tanah Fasum Warga Sampali, Diduga Ilegal, Warga Tuntut Pengusutan Tuntas Dugaan Mafia Tanah