Benarkah Gaza Sudah Baik-baik Saja?

Sinarpos.com

Sinarpos.com – Kabar gencatan senjata antara Israel dan Palestina kembali menyeruak beberapa waktu lalu. Tentu kabar tersebut disambut dengan euforia bagi warga setempat, bahkan mayoritas kaum muslim di seluruh Dunia.

Negara yang mengakui kemerdekaan Palestinapun terus bertambah dari tahun ke tahun. Setelah sebelumnya banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin memberikan pengakuan, kini giliran sejumlah negara Barat ikut menyatakan pengakuan resmi.

Pada September 2025, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal menjadi yang pertama mengumumkan pengakuannya. Sehari berselang, Prancis, Malta, Monako, Luksemburg, dan Belgia menyusul, menandai babak baru dalam dukungan diplomatik terhadap solusi dua negara. Fenomena ini menjadi sorotan dunia karena sebagian besar negara Eropa besar kini sudah menyatakan sikap resmi. (detikjateng.com/23-09-2025).

Gencatan senjata ini seolah menjadi angin segar, berharap akan keleluasaan dan ketenangan, terhindar dari bayang-bayang penderitaan dahulu. Namun sepertinya itu hanyalah oase di gurun pasir, sebab sampai saat ini sebagian besar warga Gaza masih tinggal di tenda-tenda pengungsian, diterpa banjir dimusim dingin, imbasnya tenda mereka sobek dan roboh.

Zionis juga menghalangi masuknya bantuan dalam bentuk apapun dan mengontrol kaum Muslimin Palestina, baik di tepi Barat maupun wilayah Gaza secara keseluruhan.

Kejahatan perang dan penindasan terhadap umat Islam tidak pernah mendapatkan perhatian serius sedikitpun dari lembaga internasional. Hipokrit para penguasa walaupun telah banyak jalur internasional yang ditempuh. Dunia menganggap Gaza sudah baik-baik saja, padahal krisis semakin memburuk karena berada di bawah kendali Amerika Serikat

Konflik Palestina-Israel dan negeri-negeri muslim telah melalui banyak langkah penyelesaian. Sejak awal pembentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 24 Oktober 1945, Majelis Umum telah mengeluarkan sejumlah resolusi terkait Israel-Palestina dan juga perdamaian dunia. Sudah berlarut-larut, berkali-kali gencatan senjata, perjanjian damai, tapi hingga saat ini perang tak kunjung usai karena memang tabi’at Israel adalah pendusta dan khianat.

Terbukti, kali inipun demikian. “Netanyahu berusaha membatalkan perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani, untuk memenuhi perhitungan politiknya yang sempit dengan mengorbankan tawanan Israel di Gaza,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

“Ini adalah upaya terang-terangan untuk menghindari perjanjian dan menghindari perundingan untuk tahap kedua,” tambahnya (alinea.id 02/03/2025).

Mempercayai AS dan menyerahkan penyelesaian konflik Palestina dan Negeri-negeri kaum Muslimin ke PBB adalah harapan kosong. Muslim Rohingya terusir dr tanahnya, dan tentu Palestina dan kaum muslimin tidak akan rela jika tanah Baitul Maqdis dibagi dua dengan Israel, karena sejatinya tanah itu milik kaum muslimin sepenuhnya.

Zionis paham bahwa umat Islam masih menyimpan potensi perlawanan sehingga merasa harus menggunakan cara politik dan militer untuk melakukan penekanan, bahkan di Al Quds. Umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang dibekingi AS. Sebaliknya harus menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Umat Islam tidak boleh lagi berharap pada solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian.

Entitas zionis adalah muhariban fi’lan yang wajib dihadapi hanya dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika di bawah satu komando, satu kepimpinan umum bagi Kaum muslimin yang tegas lagi berwibawa, yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan berpikir sekaligus kepemimpinan berpikirnya, yaitu komando seorang pemimin Islam.
Persatuan umat dibawah satu kepemimpinan adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam.

Seperti dalam catatan sejarah, Palestina dua kali diperjuangkan oleh kaum muslim. Pertama oleh Umar bin Khaththab. Kedua oleh Shalahuddin al-Ayubi. Hingga akhirnya Palestina menjadi tanah kharajiah, yakni selamanya tanah Palestina milik kaum muslim. Atas dasar itu pula Abdul Hamid II juga mati-matian mempertahankan Palestina yang akan direbut Yahudi.

Tapi sayangnya sistem dan pemimpin yang seperti itu saat ini belum ada, maka tugas kita untuk berjuang mewujudkannya dengan dakwah Islam kaffah. Menyadarkan pemikiran umat agar umat sadar bahwa Solusi konflik Palestina- Israel dan membebaskan umat Islam yang tertindas hanya bisa terselesaikan dengan persatuan umat.

Musuh-musuh Islam ketika meruntuhkan Islam butuh waktu beribu tahun, maka untuk mengembalikan kejayaan Islampun butuh waktu, kesabaran dan keistiqamahan sampai Allah berkenan memberikan pertolongan-Nya. Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang berjuang dan tidak berdiam diri.

Wallahu’alam Bishawwab..

Oleh: Ummu Rasyid (Aktivis Muslimah, Pegiat Literasi)

BERITA TERKAIT

BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

Kasus Penyerobotan Lahan 1.564 Hektare Mukhtar & Srimahyuni: Ratu Prabu 08 Surati Polres dan Kuasa Hukum Desak Polres Bertindak Tegas

Kasus Penyerobotan Lahan 1.564 Hektare Mukhtar & Srimahyuni: Ratu Prabu 08 Surati Polres dan Kuasa Hukum Desak Polres Bertindak Tegas

Exhumasi Imam Komaini Sidik: Bongkar Tabir Kebohongan Kasus Pembunuhan di Rimbo Bujang

Exhumasi Imam Komaini Sidik: Bongkar Tabir Kebohongan Kasus Pembunuhan di Rimbo Bujang

GIIAS 2025

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya
error: Maaf.. Berita ini diprotek