
SINARPOS.COMII-GARUT — Ketua Alumni SMU YBHM Tarogong angkatan 1998, Riyadi Hidayat, angkat bicara menyikapi kisruh tanah wakaf sekolah yang kini diduga telah beralih menjadi milik pribadi melalui proses yang penuh kejanggalan.
Riyadi, yang akrab disapa Themank, menegaskan bahwa langkah-langkah penyelamatan aset wakaf pendidikan bukan sekadar urusan administratif, melainkan perjuangan moral seluruh alumni untuk menjaga marwah sekolah dan amanah para pendiri.
“Kami semua tumbuh di sekolah ini, di tanah yang dulu menjadi tempat kami belajar tentang kehidupan, tentang arti perjuangan. Sekarang, ketika tanah itu terancam dirampas oleh kepentingan pribadi, kami tidak akan diam,” tegas Themank dalam pernyataannya, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, para alumni memiliki tanggung jawab moral untuk melawan praktik mafia tanah yang telah merusak tatanan sosial dan nilai kemanusiaan di Garut. Ia menyerukan agar seluruh alumni YBHM, dari berbagai angkatan, bersatu dalam satu barisan menegakkan keadilan dan menjaga warisan pendidikan umat.
“Ini bukan hanya soal sertifikat atau hak tanah, tapi tentang kehormatan. Tentang menjaga tempat yang telah membentuk karakter dan cita-cita kita,” tambahnya.
Riyadi juga mengajak para tokoh masyarakat, ulama, dan pemerhati pendidikan di Garut untuk ikut mengawal proses penyelamatan aset wakaf sekolah agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
“Kami menyerukan kepada semua elemen masyarakat Garut untuk bersama-sama melawan praktik mafia tanah. Jangan biarkan tempat suci pendidikan berubah menjadi ajang perebutan kepentingan pribadi,” pungkasnya.
Gerakan moral yang digagas para alumni ini disebut akan berlanjut dengan langkah-langkah konkret, mulai dari penggalangan dukungan publik hingga pengawasan sosial terhadap proses hukum dan administrasi terkait aset wakaf YBHM.






