Opung Ciko Sampaikan Salam Merdeka kepada Presiden Prabowo: Tokoh Perjuangan Papua yang Menginspirasi

SINARPOS.com JAKARTA, 15 Agustus 2025 👉🏻 Dengan latar foto besar Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Wakil Presiden, Ibu Tiur Simamora—yang akrab disapa Opung Ciko—berdiri anggun mengenakan gamis merah marun dan kerudung putih. Momen ini menjadi simbol penghormatan dan cinta tanah air, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam pesannya, Opung Ciko menyampaikan salam hormat kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Kepada Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Pak Prabowo Subianto, saya mengucapkan MERDEKA đźš©. Selamat HUT ke-80 Kemerdekaan RI. NKRI harga mati,” ujarnya penuh semangat.

Opung Ciko dikenal luas di berbagai kalangan—baik pejabat tinggi, tokoh masyarakat, hingga selebritas nasional—sebagai seorang tokoh perjuangan yang konsisten membela rakyat kecil dan kaum tertindas. Dalam sejarahnya, ia pernah menjadi Kepala Suku di Papua/Irian Jaya (Jayawijaya) sekaligus orang tua bagi masyarakat setempat. Ia juga menjabat sebagai Ketua ELEMA (Lembaga Musyawarah Seluruh Masyarakat Papua), sebuah wadah yang memperjuangkan kesejahteraan dan kemajuan tanah Papua.

Bahkan, cucunya, Leonis Kagoya, dikenal luas di kalangan publik figur dan dekat dengan selebritis papan atas seperti Raffi Ahmad, Uya Kuya, Heti Koes Endang, hingga artis-artis ternama lainnya. Opung Ciko sendiri kerap diundang di berbagai acara, termasuk acara televisi terkenal Hitam Putih.

Kedekatan Opung Ciko tidak hanya dengan masyarakat adat Papua, tetapi juga dengan para tokoh nasional dan mantan Presiden Republik Indonesia. Ia memiliki sejarah pertemuan dan interaksi dengan Presiden Soeharto, Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hingga presiden-presiden berikutnya.

Bagi Opung Ciko, momen peringatan kemerdekaan RI selalu menjadi bagian dari sejarah hidup yang berharga. Setiap 17 Agustus, ia mengaku tak mampu menahan air mata ketika mengenang perjuangan leluhurnya dan rakyat Papua yang ikut mempertahankan NKRI.

Ia bercerita tentang pengalamannya terbang dengan pesawat Hercules dari Halim ke Biak, lalu ke Merauke, membawa beras dan papan untuk masyarakat. Di Merauke, ia bertemu keturunan tokoh bernama Pak Bendot—yang menurut cerita leluhur pernah menolong Bung Karno saat masa pembuangan. Kisah tentang Bung Karno dan Bung Hatta yang dipindahkan dari Ende ke Bovendigoel, Papua, menjadi memori pahit yang selalu membekas di hatinya.

“Kalau orang tertawa merayakan 17 Agustus, saya justru menangis. Saya teringat betapa sakitnya perjuangan demi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkapnya haru.

Sebagai orang tua masyarakat Papua, Opung Ciko terus mendorong pemerataan pembangunan di tanah Papua agar sejajar dengan daerah lain di Indonesia. Perjuangannya yang tak pernah padam menjadikannya sosok yang dihormati, bukan hanya di Papua, tetapi juga di tingkat nasional.

Di akhir kisahnya, cucu dari keluarga yang pernah menolong Bung Karno tersebut bahkan meminta alamat rumah Opung Ciko di Jakarta, menandai ikatan sejarah yang tak lekang oleh waktu antara para pejuang dan generasi penerusnya.


** Redaksi – Tiur Simamora

  • BERITA TERKAIT

    BERITA KHUSUS (VIDEO STREAMING)

    GIIAS 2025

    Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

    Belasan Media Nasional Kawal Kasus Kematian Imam Komaini Sidik: Dugaan Pembunuhan Terencana, Hanya Satu Tersangka Ditahan?

    Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

    Keluarga Korban Pembunuhan Imam Komaini Sidik Desak Pengungkapan Komplotan Pelaku: “Kami Percaya Ini Bukan Ulah Satu Orang”

    Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

    Kantor Penasehat Hukum Hendri C Saragi, SH Desak Otopsi Jenazah Imam Komaini Sidik Oleh Tim Medis TNI: Mengungkap Tabir Kematian yang Penuh Tanda Tanya

    Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

    Tragedi Pembunuhan Menyimpan Tanda Tanya, Ada Apa di Balik Peritiwa ini ?

    Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar

    Jalan Rusak di Daerah Pesantren Kelapa Sawit: Suara Warga yang Tak Kunjung Didengar