
SINARPOS.com Mataram, 27 Mei 2025 — Dalam upaya menjaga stabilitas sosial dan mencegah penyebaran faham radikalisme di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Polda NTB menggelar Seminar Deradikalisasi bagi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNPP) Polda NTB Tahun 2025.
Seminar ini berlangsung di Gedung Sasana Dharma Polda NTB pada Selasa (27/05/2025), dengan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan aparat keamanan. Seminar ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif yang efektif dalam menanggulangi potensi radikalisasi di daerah tersebut.
Seminar dibuka secara resmi oleh Wakapolda NTB, Brigjen Pol. Hari Nugroho, S.I.K., yang dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Polda NTB dan masyarakat NTB dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Acara ini juga dihadiri oleh Irwasda Polda NTB, PJU Polda NTB, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTB, serta perwakilan dari BNPT, Densus 88 AT, dan tokoh agama.
“Seminar ini bertujuan untuk menyatukan persepsi, memperkuat sinergi, dan bersama-sama menanggulangi faham radikalisme, yang dapat mengancam kerukunan dan kedamaian di NTB,” ujar Brigjen Pol. Hari Nugroho. Tema seminar kali ini adalah “Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme dan Eksklusivisme bagi Pegawai Negeri di Lingkup Polri”, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas para aparat Polri dalam menangkal ideologi radikal dan intoleran.
Brigjen Pol. Hari Nugroho menekankan bahwa NTB, sebagai wilayah dengan keberagaman budaya dan agama, memiliki potensi untuk menjadi ladang subur bagi tumbuhnya sikap intoleransi dan radikalisme, jika tidak ada tindakan pencegahan yang tepat.
“Sejarah kita (NTB) sempat masuk dalam radar nasional terkait indikasi gerakan intoleran, penyebaran doktrin radikal di sejumlah pesantren, dan pengaruh kelompok ekstrem yang menyasar generasi muda. Hal ini yang perlu kita antisipasi dengan serius,” tambahnya.
BACA JUGA : Staf Ahli III Hadiri Sekolah Islam Gender dan Seminar KOPRI
Dalam seminar tersebut, beberapa narasumber dari BNPT, Densus 88 AT, dan tokoh agama memberikan wawasan mengenai strategi pencegahan radikalisasi yang efektif dan berkelanjutan.
Tokoh agama, yang memiliki peran sentral dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, diundang untuk menyampaikan perspektif spiritual dan kultural dalam rangka melawan ekstremisme yang berbasis ideologi.
Brigjen Pol. Hari Nugroho juga menegaskan bahwa Polri, khususnya Polda NTB, tidak hanya berfungsi sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai penjaga moral dan agen perubahan dalam masyarakat.
“Seminar ini merupakan upaya konkret dari pendekatan pencegahan yang lebih humanis, edukatif, dan menyentuh akar masalah. Pemberantasan radikalisasi tidak hanya cukup dengan penegakan hukum, tetapi juga perlu adanya pendekatan spiritual, kultural, dan edukatif,” ujar Wakapolda NTB.
Tokoh agama, lanjutnya, memegang peran penting dalam mengedukasi umat dan membendung penyimpangan tafsir agama. Mereka adalah garda terdepan dalam merawat nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan. Sinergi antara Polri, tokoh agama, dan masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan upaya deradikalisasi ini.
Meningkatkan Dialog Antar Umat Beragama dan Literasi Digital
Dalam penutupan sambutannya, Wakapolda NTB berharap agar seluruh peserta seminar dapat mengambil wawasan dan pengetahuan yang berguna untuk menjalankan tugas di lapangan.
“Saya berharap materi yang diberikan dalam seminar ini akan menjadi bekal bagi kita semua untuk terus berupaya membangun narasi kebangsaan, memperkuat dialog antar umat beragama, serta meningkatkan literasi digital untuk menangkal hoaks dan informasi yang tidak benar,” tambah Brigjen Pol. Hari Nugroho.
BACA JUGA : Bupati Ciamis Ajak Pemuda Wujudkan Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan terselenggaranya seminar ini, Polda NTB berharap dapat mengurangi potensi radikalisasi yang ada di NTB, serta memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat.
Seminar ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membangun masyarakat NTB yang lebih toleran, inklusif, dan aman.
(**)
Reporter: Narator Bid Humas